Wakil Ketua I DPRD Kepulauan Tanimbar Jidon Kelmanutu saat berada di pulau Ngolin |
Hal itu disampaikan Wakil Ketua I DPRD Kepulauan Tanimbar
Jidon Kelmanutu saat berlibur ke pulau itu Kamis (29/10/2020).
"Kemarin saya berada di pulau Ngolin selama dua hari
dan melihat seluruh perkembangan masyarakat nelayan sebenarnya cukup besar
pendapatannya," ujarnya kepada Dharapos.com, Jumat (30/10/2020).
Namun, menurut politisi PDIP itu, yang menjadi kendala
adalah minimnya fasilitas seperti tali, sampan, dan long boat.
Dalam kunjungannya itu, JK menerima keluhan masyarakat
nelayan di beberapa pulau. Keluhan masyarakat nelayan ini seputar pemberian
bantuan kepada mereka oleh dinas teknis yang tidak merata.
"Saya sudah keliling-keliling dan bertanya kepada
masyarakat, ternyata yang mendapat bantuan hanya orang-perorang yang punya
kedekatan dengan para pejabat yang punya kewenangan di daerah ini,"
tambahnya.
Jika pemberian bantuan ini merata tanpa pandang bulu maka
akan mendorong para petani rumput laut untuk bekerja maksimal dan sudah tentu
akan ada peningkatan produksi.
"Kami berharap harus ada perhatian serius Pemerintah daerah
untuk melihat kelangsungan para nelayan rumput laut yang ada di Pulau Ngolin
ini," harapnya.
Ngolin adalah salah satu pulau milik warga Seira yang
terdiri dari Ngolin 1 dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) 120 KK,
sedangkan Ngolin 2 dan Ngolin 3 berjumlah 230 KK dengan semua aktifitas
masyarakat adalah budidaya rumput laut.
Selain Ngolin, beberapa pulau lain di Seira seperti
Watwawan, Themin Len, Wat Walwulin, Snelar Wan, Tamdam dalam Sablaki, Kalenan,
Tatun Ngatun dan Tatun Ngurwatu.
"Masih banyak pulau lainnya, kami berharap tahun depan,
ada perhatian serius dari Pemda atas permintaan perahu sampan, ketinting dan
tali-tali yang belum pernah ada pada era pemerintahan Fatlolon-Utuwaly ini,"
tukasnya.
Tentang ini, Kepala dinas Perikanan Kabupaten Kepulauan
Tanimbar, Fredek Batlayeri saat di wawancarai menyatakan, salah satu mata
pencaharian yang dominan di Tanimbar adalah sektor budidaya rumput laut.
Pihaknya berkeinginan agar semua pembudidaya rumput laut di
Tanimbar difasilitasi dengan baik.
"Tahun 2021 ini kita ada ajukan anggaran untuk body
sampan dan fasilitasnya sebanyak 500 unit yang akan dibagikan di semua sentra
budidaya rumput laut," bebernya.
Sampan tanpa mesin bertujuan agar tidak terjadi pencemaran
di laut dan mengakibatkan kualitas rumput laut menurun.
Saat ini luas budidaya rumput laut di Tanimbar ini diklaim terbesar di Maluku yakni 23.000 lahan sedangkan lahan yang baru dicapai mencapai 9.000 hektar.
"Nah, kita butuh dukungan dari semua pihak termasuk
DPRD, terutama Wakil Ketua 1 DPRD Kepulauan Tanimbar yang juga merupakan
koordinator Komisi B yang bermitra dengan Dinas Perikanan. Harus All out,"
tukasnya.
(dp-47)
Artikel yang sangat edukatif dan menarik, program perikanan yang memanfaatkan rumput laut dapat memberikan dampak baik bagi keberlanjutan komoditas perikanan di Indonesia. Berikut terdapat artikel yang berkaitan dengan rumput laut sebagai bahan perkembangan teknologi dibidang kesehatan: https://bpbrin.unair.ac.id/peresmian-gedung-teaching-industry-cangkang-kapsul-berbasis-rumput-laut-universitas-airlangga/
BalasHapus