RSUD dr. PP Magretti Saumlaki, Kabupaten Kepulauan Tanimbar |
Saumlaki, Dharapos.com - Tim medis yang menangani BN, salah
seorang suspect Corona di Saumlaki yang kini sedang menjalani karantina di
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. PP Magretti, belum bisa mengirim spesimen
suspect atau terduga pasien terjangkit Corona ke laboratorium Puslitbang
Kemenkes RI untuk diketahui hasilnya.
Dalam keterangan pers kepada wartawan di Saumlaki, Kamis
(13/2/2020), Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Tanimbar, dr. Edwin
Tomasoa menjelaskan bahwa meskipun tim medis telah bergerak cepat untuk
mengisolasi BN yang diduga terjangkit virus Corona semenjak 12 Februari 2020,
namun hingga kini belum bisa mengirim spesimen karena tidak ada media transport
khusus.
"Kita belum bisa mengirim spesimen itu karena ternyata
mengirim spesimen untuk virus Corona itu tidak bisa menggunakan media yang biasanya
digunakan. Kita membutuhkan media transport yang khusus dan berbeda. Dan ini
tidak tersedia di Saumlaki maupun Ambon, harus didatangkan dari Jakarta atau
Surabaya dan saat tiba di Saumlaki baru kita bisa ambil spesimen dan kirim
kembali ke Surabaya," ungkapnya.
Tentang kendala ini, Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan
Tanimbar telah membentuk tim khusus dengan melibatkan pihak kantor kesehatan
pelabuhan dan kepolisian setempat.
Selain itu telah ada koordinasi dengan Pemerintah Provinsi
Maluku untuk mempercepat pengiriman media transport tersebut dari Jakarta atau
Surabaya.
Menurut Tomasoa, spesimen yang akan dikirim ke laboratorium
di Surabaya sesuai ketentuan, tidak bisa bertahan lebih dari 24 jam.
Untuk itu sesuai ketentuan, pengiriman spesimen nanti
menjadi tugas dari kantor kesehatan pelabuhan.
Tugas rumah sakit adalah apabila media sudah siap,
spsimennya diambil dari kerongkongan dan lendir lalu diserahkan kepada pihak
kantor kesehatan pelabuhan untuk dikirim.
"Kami berharap, mungkin besok sore media transport
sudah tiba di Saumlaki dan kita kirim lalu segera berkoordinasi dengan Kementerian
Kesehatan. Kita berharap secepatnya, karena tidak ada penerbangan pagi pada
hari Jumat," sambungnya.
Selain itu, hingga saat ini RSUD Magretti belum memiliki
Alat Perlindungan Diri Standar (APDS) dan tidak ada dokter spesialis penyakit
dalam.
Tidak tersedianya APDS dan dokter dimaksud mengakibatkan
penanganan pasien suspect virus Corona belum maksimal.
Tim medis yang menangani BN, hanya bisa berkomunikasi jarak
jauh melalui telepon maupun WhatsApp.
"Semenjak kemarin kita tidak banyak lakukan karena
masih terbatas dengan APDS. Jika sudah ada APDS baru kita lakukan pemeriksaan
yang lebih detail sehingga kontak antara tim medis dan penderita bisa lebih
lama," akui Tomasoa.
Selain itu, Pemprov melalui Dinas Kesehatan Maluku telah
memastikan untuk menerjunkan tenaga spesialis penyakit dalam huna membantu
menangani pasien suspect virus Corona yang kini telah dikarantina di ruang
khusus RSUD Magretti semenjak kemarin.
Sambil menunggu pengiriman spesimen dan kepastian diagnosa,
ada sejumlah langkah yang telah dilakukan yakni dilakukan karantina gedung
tempat BN dirawat dan karantina rumah keluarga BN yang beralamat di desa
Sifnana, Kecamatan Tanimbar Selatan.
Setelah diberlakukan maka tidak ada seorangpun yang masuk
keluar ruangan di rumah sakit termasuk keluarga. Hanya saja petugas kesehatan
yang sudah menggunakan APDS.
"Sementara untuk proses karantina rumah keluarga BN ini
akan secara teknis dilakukan bekerjasama dengan kantor kesehatan pelabuhan dan
Polres MTB. Setelah proses itu diberlakukan maka alur orang keluar masuk akan
dibatasi," bebernya.
Direktur RSUD Dr PP Magretti, dr. Fulfully Ch. Nuniary
menjelaskan saat saat ini kondisi BN
relatif stabil dibandingkan dengan saat pertama ditangani oleh tim
medis.
Saat awal, BN mengeluh ada nyeri tulang belakang, sedikit
batuk, nafas sesak namun saat ini berangsur membaik.
"Keluhan tulang belakang saat ini sudah cukup stabil
karena ada perawatan khusus dari tim medis. Kalau sudah ada APDS maka kami akan
menilai fisik yang bersangkutan dan melakukan pemeriksaan tambahan seperti
laboratorium darah rutin dan sebagainya," sambungnya.
Fulfully menambahkan, hingga kini BN terus diberikan nutrisi
yang cukup sehingga daya tahan tubuhnya tetap stabil.
Dia menegaskan, tim medis hingga kini belum mendiagnosa BN
sebagai penderita dan masih berstatus suspect hingga ada diagnosa dari pusat laboratorium
di Surabaya atau Jakarta yang melakukan observasi terhadap spesimen dari BN.
(dp-47)
Masukan Komentar Anda:
0 comments:
terima kasih telah memberikan komentar