News Ticker

Menteri PPPA : Selamatkan Satu Perempuan Sama Dengan Selamatkan Satu Bangsa

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Susana Yembise meminta seluruh masyarakat di Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT) untuk menghentikan kekerasan terhadap perempuan dan anak didaerah itu.
Share it:
Momen foto bersama Menteri PPPA Yohana Yembise saat kunjungan kerja ke Saumlaki, KKT, Selasa (27/8/2019)
Saumlaki, Dharapos.com - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Susana Yembise meminta seluruh masyarakat di Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT) untuk menghentikan kekerasan terhadap perempuan dan anak didaerah itu.

"Selamatkan satu perempuan, sama dengan selamatkan satu bangsa, sebab hanya perempuan yang bisa melahirkan anak-anak, bukan laki-laki," ujar perempuan asal Biak, Papua itu dalam acara Tatap Muka bersama di gedung kesenian Saumlaki dalam kunjungan  kerjanya  kabupaten Kepulauan Tanimbar, Selasa, (27/8/2019).

Hal ini dia katakan sebagai bentuk kritik terhadap kaum Adam di wilayah timur Indonesia, mengingat diwilayah ini pada umumnya dan di kepulauan  Tanimbar khususnya, angka kekerasan fisik terhadap perempuan masih terbilang tinggi.

Padahal perempuan turut berpengaruh besar dalam pembangunan di Indonesia termasuk dalam hal anak.

Perempuan juga masuk dalam indikator kunci yang masuk dalam semua lini yaitu kemiskinan, pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup, bencana dan lain-lain.

Menteri Yohana meminta kepada Bupati KKT Petrus Fatlolon untuk mengawal kabupaten yang dipimpinnya sehingga terjadi perubahan mindset, yaitu memberdayakan dan melindungi kaum perempuan serta memberikan perlindungan khusus bagi anak.

"Itu sudah tertuang dalam undang-undang,  yang harus dilaksanakan oleh pimpinan daerah dan organisasi perangkat daerah yang ada. Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan tidak bisa berjalan sendiri, sehingga harus didukung oleh OPD lain," katanya mengingatkan.

Selain mengampanyekan stop kekerasan terhadap perempuan, dia juga menyentil upaya perlindungan terhadap anak yang harus menjadi perhatian bersama.

Dia meminta Pemkab KKT untuk memenuhi 24 indikator seperti adanya Akta Kelahiran, tidak boleh ada anak yang tidak bersekolah, tidak boleh ada anak-anak jalanan dan berhubungan dengan miras maupun narkoba.  Sebab anak-anak inilah yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan dan masa depan negara ini.

"Jaga anak-anak di Tanimbar ini, jangan membiarkan mereka seperti itu. Karena negara melindungi perempuan dan anak dengan Undang-Undang Perlindungan anak," imbuhnya.

Menteri Yohana menegaskan agar tidak boleh ada pemukulan  terhadap anak di sekolah-sekolah, sebab zaman sudah berubah. 

Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo menargetkan, Indonesia bebas kekerasan terhadap perempuan dan anak pada tahun 2030.

"Mari kita dukung gerakan bersama ini menjadi gerakan moral untuk menghentikan kekerasan terhadap perempuan dan anak, sehingga tahun 2030 Indonesia menjadi negara yang bersih dari kekerasan terhadap perempuan dan anak," katanya.

Sesuai agenda, Menteri Yohana akan berada di Tanimbar hingga 30 Agustus mendatang.

Ia dijadwalkan mengunjungi SMP Negeri I Tanimbar Selatan untuk menandatangani Prasasti Ramah Anak dan memberikan sosialisasi kepada para tokoh agama maupun masyarakat tentang KDRT pada Rabu (28/8/2019),  mencanangkan kabupaten layak anak, mengunjungi rumah ramah anak, kerajinan tenun Tanimbar di Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) KKT serta penyerahan secara simbolis Kartu Identitas Anak (KIA), Akte Kelahiran dan bantuan CSR dari BNI.

Sedangkan pada Kamis (29/8/2019) Menteri Yohana bersama, istri Gubernur Maluku Widya Pratiwi dan istri Wagub Beatrix Orno akan mengunjungi pulau Matakus di kecamatan Tanimbar Selatan, menggunakan perahu cepat selama 30 menit untuk bertemu para perajin tenun Tanimbar serta organisasi perempuan se - KKT.

Pulau Matakus adalah salah satu dari empat pulau terluar diwilayah itu yang berbatasan lautnya dengan Australia.

(dp-47)
Share it:

Utama

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi