News Ticker

Kurniawan: "Pentingnya HOA Sebelum Revisi POD Blok Masela"

Senior Spesialist Media Relations INPEX, Moch. Nunung Kurniawan menyatakan sebelum INPEX menyiapkan serangkaian dokumen untuk diserahkan kepada pemerintah dalam rangka revisi Plant of Development (PoD) Blok Masela, INPEX perlu melakukan kesepakatan pokok / Head of Agreement (HoA) dengan Satuan Kerja Khusus Industri Hulu Migas (SKK Migas).
Share it:
Senior Spesialist Media Relations INPEX, Moch. Nunung Kurniawan
Saumlaki, Dharapos.com - Senior Spesialist Media Relations INPEX, Moch. Nunung Kurniawan menyatakan sebelum INPEX menyiapkan serangkaian dokumen untuk diserahkan kepada pemerintah dalam rangka revisi Plant of Development (PoD) Blok Masela, INPEX perlu melakukan kesepakatan pokok / Head of Agreement (HoA) dengan Satuan Kerja Khusus Industri Hulu Migas (SKK Migas).

Kesepakatan Pokok ini menjabarkan prinsip-prinsip dasar pengembangan proyek LNG Abadi Masela yang selanjutnya akan dituangkan dalam revisi POD.

"HoA ini berisi ketentuan-ketentuan mengenai jangka waktu PSC (PSC period), kondisi keuangan (financial condition), estimasi biaya (cost estimation) dll, yang telah disepakati bersama sebelumnya antara INPEX dan otoritas pemerintah Indonesia untuk mendapatkan keekonomian proyek yang memadai" kata Kurniawan saat dihubungi melalui telepon selulernya, Rabu (19/6/2019).

Setelah itu INPEX kemudian akan mengikuti prosedur yang diperlukan selanjutnya dan secara resmi segera memasukkan atau menyerahkan revisi POD  ke otoritas pemerintah Indonesia.

Bersamaan dengan penyerahan dokumen revisi POD ke pemerintah Indonesia, INPEX juga BERENCANA akan mengajukan perpanjangan kontrak 20 tahun dan amandemen PSC.

"Dan Kami mengharapkan proses persetujuan pemerintah Indonesia berjalan lancar setelah kami menyerahkan revisi POD" katanya.

Setelah revisi POD disetujui, INPEX akan melanjutkan ke tahap pekerjaan FEED (Front End Engineering Design) atau desain detil berdasarkan revisi POD tersebut.

Kurniawan memastikan, melalui Pre-FEED (desain awal), telah menghitung cost estimate (estimasi biaya) dan menggunakannya sebagai dasar untuk membuat revisi POD.

Selanjutnya, INPEX akan membuat cost estimate yang lebih akurat melalui pekerjaan FEED sebelum masuk ke Final Investment Decision (FID)/Keputusan Akhir Investasi. 

Berdasarkan hasil pre-FEED, revisi POD memuat cost estimate yang kompetitif dibandingkan dengan proyek LNG lain yang sejenis.

Sebelumnya, Mochamad Nunung menyatakan bahwa kontraktor pemenang lelang Pre-FEED Onshore LNG adalah PT. KBR Indonesia, sementara Kontraktor Pre-FEED Floating Production Storage and Offloading (FPSO) adalah Konsortium PT. Technip Engineering Indonesia dan PT. Technip Indonesia.

Sesuai tahapannya, setelah penyelesaian pekerjaan Pre-FEED, memasukkan revisi POD ke pemerintah beserta memperoleh persetujuannya, Pekerjaan FEED (Front End Engineering Design), Final Investment Decision (FID), Engineering, Procurement and Construction (EPC), serta dimulainya produksi.

Hasil dari pekerjaan Pre-FEED akan menghasilkan desain kasar fasilitas LNG Darat atau FPSO hingga Kilang LNG darat, estimasi biaya, jadwal yang lebih detil serta lokasi kilang LNG.

Untuk diketahui, INPEX adalah Perusahaan Minyak dan Gas terbesar dari Jepang yang saat ini mempunyai lebih dari 70 proyek minyak dan gas di lebih dari 20 negara termasuk di Indonesia, Australia, Kazakhstan, Uni Emirat Arab, dan Brazil.

Di Indonesia, INPEX telah beroperasi sejak tahun 1966, dan saat ini berpartisipasi dalam tujuh blok migas yang mencakup kegiatan eksplorasi, pengembangan dan produksi termasuk di Blok Masela, dimana INPEX menjadi operator.

Blok Masela terletak di lepas pantai, yaitu di Laut Arafura sekitar 155 km arah Barat Daya Kota Saumlaki, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku.

(dp-18)
Share it:

Nasional

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi