News Ticker

MUI Maluku : Sangat Penting Presiden Buka Pesparani I

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Maluku menilai sangatlah penting kehadiran Presiden RI Joko Widodo sekaligus membuka ajang Lomba Paduan Suara Gerejani (Pesparani) I Umat Katolik se Indonesia di Kota Ambon.
Share it:
Presiden RI Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana saat pembukaan Pesparawi Nasional di Kota Ambon 2015 lalu
Ambon, Dharapos.com - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Maluku menilai sangatlah penting kehadiran Presiden RI Joko Widodo sekaligus membuka ajang Lomba Paduan Suara Gerejani (Pesparani) I Umat Katolik se Indonesia di Kota Ambon.

Demikian pernyataan Ketua MUI Provinsi Maluku, DR. H. Abdullah Latuapo.

"Sangat penting beliau (Presiden, red) hadir di kota ini," imbuhnya.  

Mengutip rilis LP3KN yang diterima Dharapos.com, Latuapo juga mengharapkan kesuksesan ajang yang akan berlangsung 27 Oktober - 2 November 2018 ini sama seperti dengan apa yang terjadi saat event Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) 2012 dan Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) Tingkat Nasional yang di gelar 2015 lalu.

Dimana kedua hajatan tersebut berlangsung sukses.

“Maka itu, kita harapkan semoga Pesparani ini tidak kalah keberhasilannya dengan MTQ dan Pesparawi. Itu yang kita harapkan," harapnya.

Oleh karena itu, Latuapo mengajak seluruh masyarakat Maluku untuk mendukung kesuksesan acara ini.

"Mari kita dukung dan sukseskan acara Pesparani Katolik Nasional yang pertama kali dilakukan," ajaknya.

Bagi Latuapo, Pesparani di Maluku bukan sekedar perayaan umat Katolik saja mengingat kegiatan ini melibatkan seluruh umat beragama yang ada di daerah ini.

Kebersamaan ini sudah terjalin sejak MTQ dan Pesparawi di Ambon yang melibatkan semua agama.
Sewaktu MTQ di gelar, kontingen dari Provinsi Banten malah tinggal di kediaman Uskup Keuskupan Amboina Mgr. Petrus Canisius Mandagi, M.Sc.

Pernyataan ini pun dibenarkan Mgr. Mandagi,

Umat Katolik telah terlibat aktif dalam penyelenggaran MTQ dan Pesparawi yang berlangsung dengan sukses.

"Kerja sama ini terus terjalin dalam Pesparani di Ambon. Kelompok umat beragama lainnya, termasuk Islam dan Protestan, terlibat dalam penyelenggaraan ajang ini," tandasnya.

Keterlibatan ini nampak dari gedung-gedung yang digunakan untuk kegiatan Pesparani bukan hanya milik Gereja Katolik saja melainkan juga milik agama lain dan Pemda.

Bangunan milik Gereja Protestan yang digunakan adalah Gedung Baileo Oikumene dan Christian Center. Kemudian, Islamic Center milik umat Islam digunakan untuk seminar dan musyawarah nasional.

Milik Gereja Katolik yang dipakai adalah aula St. Fransiskus Xaverius, Gedung Catolic Center.

Sementara aset Pemda yang digunakan antara lain Lapangan Merdeka, Kantor Gubernur Maluku, Lapangan Polda Tantui, Gedung Balieo Siwalima, serta Gedung Taman Budaya.

Belum lagi, umat Katolik yang menjadi panitia Pesparani sendiri hanya berjumlah 10 persen, sementara sisanya dari umat beragama lain.

“Jadi ini, sungguh-sungguh, Pesparani ini mau mewartakan kepada dunia bahwa betapa Indonesia menekankan kerukunan antar umat beragama,” tandas Mgr. Mandagi.

Sementara itu, pelaksana ajang ini adalah Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik Nasional (LP3KN) bekerja sama dengan panitia lokal di Maluku

Ketua LP3KN Adrianus Meliala, merincikan peserta beserta pelatih yang akan hadir diperkirakan mencapai sekitar 8.000 orang.

Mereka sebagian besar adalah tokoh-tokoh umat yang berkarya di daerah masing-masing.

Selain undangan para pejabat, juga akan hadir 37 uskup yang datang dari seluruh Indonesia yang adalah pemimpin umat Katolik di wilayahnya masing-masing.

“Presiden Joko Widodo juga sudah menyatakan akan datang dalam pembukaan Pesparani. Beliau sudah menyatakan kesediaannya di Konferensi Waligereja (KWI), Jumat 24 Agustus lalu,” tukas Adrianus.

Jelang perhelatannya, spanduk, umbul-umbul, dan baliho tentang Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik I terpasang membentang sepanjang 14 Km jalan dari Bandara Pattimura ke pusat kota Ambon, Maluku.

Bahkan akan lebih semarak lagi, sebab perkantoran dan pertokoan juga akan memasang berbagai atribut untuk menyongsong kedatangan kontingen dari 34 provinsi.

Suasana yang sama juga terjadi pada penyelanggaran MTQ 2012 dan Pesparawi 2015 di tempat yang sama.

(dp-19)
Share it:

Utama

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi