News Ticker

Jelang Pemilu 2019, Berita Hoax Makin Menjamur

Menjelang 2019 yang merupakan tahun politik, berita palsu atau hoax kini semakin menjamur. Menurut data Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFI), hingga September tahun ini tercatat 844 berita palsu yang diklarifikasi.
Share it:
Forum Dialog dan Literasi Media bertempat di Swiss Bell Hotel, Kota Ambon, Kamis (18/10/2018)
Ambon, Dharapos.com
Menjelang 2019 yang merupakan tahun politik, berita palsu atau hoax kini semakin menjamur.
Menurut data Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFI), hingga September tahun ini tercatat 844 berita palsu yang diklarifikasi.

Fakta ini telah menegaskan berita palsu atau hoax memberikan dampak yang sangat luar biasa.

Kepala Bagian Hukum dan Kerja Sama Sekretariat Dikjen Informasi Komunikasi Publik (IKP)
Kementerian Komunikasi dan dan Informatika RI, Mediodecci lustarini merincikan dari hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia pada 2017 lalu tercatat dari 262 juta penduduk Indonesia sebanyak 143,26 juta jiwa merupakan pengguna internet.

"Dengan rincian, usia 19 - 43 tahun yang mendominasi, pengguna internet 87,13 persen aktif di media sosial dan waktunya dihabiskan  4 - 7 jam per hari," rincinya usai membuka acara Forum Dialog dan Literasi Media yang berlangsung di Swiss Bell Hotel, Kota Ambon, Kamis (18/10/2018).

Menurut Iustarini, kegiatan literasi media ini sangat penting dan tentunya edukasi kepada masyarakat sangatlah diutamakan.

"Sehingga dapat memilah-milah mana yg baik dan tidaknya dalam penggunaan internet," imbuhnya.

Lanjut Iustarini, untuk penyebaran berita hoax di Maluku sendiri, lustarini mengaku belum mempunyai datanya, namun ia berharap agar masyarakat di daerah ini tidak begitu cepat percaya dengan berita hoax beredar.

"Untuk Maluku sendiri pernah mengalami konflik dan kita berharap itu tidak terulang lagi. Sekarang Maluku sudah aman dan damai. Kita berharap kedamaian itu tidak akan dirusakkan dengan adanya berita bohong di media sosial," harapnya.

Ditambahkanya, Kementerian Kominfo juga melibatkan tokoh dan organisasi keagamaan dalam kegiatan literasi media ini.

Hal ini dikarenakan vitalnya peran tokoh agama dalam bermedia sosial.

Untuk diketahui, kegiatan ini berlangsung selama sehari yang dihadiri pimpinan MUI Pusat, Maluku dan Kota Ambon, pimpinan Muhammadiyah serta NU Maluku.

Kegiatan ini diinisiasi atas kerja sama Kementerian Kominfo RI dengan MUI.

(dp-19)
Share it:

Politik dan Pemerintahan

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi