News Ticker

Pemda Malra dukung penuh upaya GeMa CerMat

Pemerintah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) mendukung penuh upaya Dinas Kesehatan Provinsi Maluku dalam menggalakkan Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (GeMa CerMat).
Share it:
Logo GeMa CerMat
Langgur, Dharapos.com
Pemerintah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) mendukung  penuh upaya Dinas Kesehatan Provinsi Maluku dalam menggalakkan Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (GeMa CerMat).

Langkah sebagai implementasi dari peraturan Kemenkes Nomor 427 Tahun 2015 tentang Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat.

Pjs Bupati dalam pernyataannya yang disampaikan Plt. Sekda Hironimus Retobjaan mengakui penggunaan obat yang rasional pada kalangan masyarakat di Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) belum sepenuhnya terlaksana secara baik.

Hal tersebut terutama pada unit-unit pelayanan dengan masih tingginya penggunaan antibiotik   pada penderita ISPA, non pneumonia dan diare non spesifik.

"Salah satu penyebabnya, karena belum semua Puskesmas memiliki tenaga apoteker dan teknis kefarmasian, serta kurangnya upaya sosialisasi bagi masyarakat, sehingga masih banyak pula yang membeli obat tanpa resep dokter," ungkapnya saat pembukaan Sosialisasi dan Edukasi Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat di Daerah Kabupaten Maluku Tenggara, Sabtu (26/5/2018).

Dikatakan, penggunaan obat yang rasional merupakan salah satu langkah dalam upaya pembangunan kesehatan untuk mendapat pelayanan medis di setiap fasilitas pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu sehingga tercapai, keselamatan pasien (patient safenty).

Menurut  World Health Organisatian (WHO) bahwa penggunaan obat dikatakan rasional apabila pasien menerima obat yang sesuai dengan kebutuhan klasisnya, dalam dosis yang sesuai dengan kebutuhan  dan dalam periode waktu tertentu.

Diperkirakan di seluruh dunia lebih dari 50 persen obat diresepkan dan digunakan secara tidak tepat termasuk di Indonesia.

"Sampai dengan 2013, hasil pemantauan dan evakuasi peresapan  di fasilitas kesehatan dasar (Puskesmas) menunjukkan bahwa penggunaan antibiotik pada penyakit ISPA, non pneumonia dan diare non spesifik masih cukup tinggi," sambungnya.

Selain peresapan secara irasional, tenaga kesehatan dan kurangnya informasi penggunaan obat yang diberikan oleh tenaga kesehatan.

"Penggunaan obat secara tidak tepat juga dilakukan oleh masyarakat baik kurangnya kepatuhan pasien dalam penggunaan obat yang diresepkan maupun dalam pengobatan sendiri (swamedikasi)," lanjut Pjs Bupati.

Hasil riset kesehatan dasar pada 2013 menunjukkan sebanyak 35,2 persen menyimpan obat di rumah tangga. Dengan rincian 27,8 persen dari obat yang disimpan tersebut adalah antibiotik yang di peroleh tanpa resep (swamedikasi).

Cara seperti ini tidak tepat dilakukan karena berbagai hal seperti kurangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang pengobatan,  tingginya promosi obat oleh produsen melalui berbagai media dan kurangnya informasi  dari tenaga kesehatan untuk meningkat POR pada masyarakat.

Olehnya itu, pada 2015 lalu telah dicanangkan Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat.

"Gerakan ini dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan masyarakat dalam memilih, mendapatkan, menyimpan dan menggunakan obat dengan benar," tandasnya.

Pjs Bupati berharap melalui kegiatan sosialisasi ini, seluruh peserta dapat  mengerti benar tujuan dan pelaksanaan Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat.

"Serta peran dan fungsi masing-masing kita baik sebagai pemangku kepentingan, lintas sektor, organisasi profesi, tokoh agama, masyarakat dan mahasiswa, media massa maupun para kader posyandu dalam menyukseskan gerakan ini," harapnya.

Perhatian dan kepedulian semua pihaknya akan sangat membantu masyarakat yang menggunakan obat yang tidak benar serta menjadikan  Malra sebagai kabupaten yang masyarakatnya cerdas menggunakan obat.

(dp-40)
Share it:

Daerah

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi