News Ticker

Dinilai Tak Produktif, Bupati Aru Didesak Ganti 2 Pimpinan SKPD

Bupati Kabupaten Kepulauan Aru, dr. Johan Gonga diminta segera menggantikan pimpinan SKPD yang dinilai sudah tidak produktif lagi.
Share it:
Tri Kaile
Dobo, Dharapos.com
Bupati Kabupaten Kepulauan Aru, dr. Johan Gonga diminta segera menggantikan pimpinan SKPD yang dinilai sudah tidak produktif lagi.

Para kepala dinas yang kini menjadi sorotan publik diantaranya Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Aru, Rudi Siwabessy dan Kadis Pariwisata Aru Ny. De Fretes.

Desakan tersebut disampaikan salah satu tokoh pemuda Aru, Tri Kaile  kepada sejumlah wartawan di kantor Bupati Aru, pekan kemarin.

Menurutnya, pimpinan SKPD pada kedua instansi tersebut, sudah waktu untuk diganti karena terbukti tidak mampu menindaklanjuti visi dan misi Bupati – Wakil Bupati Aru dalam membuat perubahan berarti di negeri ini.

Kaile menyoroti, kinerja Rudy Siwabessy selaku Kadis Perindakop  Aru yang dinilainya telah gagal dalam mengontrol harga barang di daerah ini.

Kaile kemudian mencontohkan, terkait dua kali kedatangan kapal tol laut ke Kota Dobo yang merupakan program Presiden Joko Widodo dalam rangka mengontrol dan menstabilkan harga kebutuhan sembilan bahan pokok (Sembako) maupun harga bahan bangunan.

Kedatangan kapal tol laut tersebut ternyata tidak berdampak apa-apa bagi harga-harga kebutuhan di kabupaten tersebut.

“Ini kan membuktikan bahwa beliau gagal total karena tidak mampu menerjemahkan program Bapak Presiden Joko Widodo dalam memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah ini. Terbukti harga bukannya turun, malah meningkat,” bebernya.

Bahkan terindikasi kenaikkan harga barang tersebut sengaja dilakukan para pengusaha dan pedagang di kota Dobo dengan sesuka hati dan mau mereka sendiri.

Sementara di lain pihak, selaku instansi teknis yang seharusnya melakukan pemantauan hingga pengawasan di lapangan, namun faktanya Disperindagkop Aru tidak melakukan fungsinya sama sekali.

“Sama sekali tidak ada kebijakan dari Rudy Siwabessy selaku Kepala Dinas yang seharusnya memiliki kewenangan untuk menjaga kestabilan harga barang di kota Dobo saat ini,” kecamnya.

Kaile malah menduga Rudy Siwabessy adalah dalang dibalik melonjaknya harga barang  di negeri berjuluk “Bumi Jargaria” ini.

“Jangan-jangan beliau sendirilah yang menjadi mafia dibalik melonjaknya harga-harga barang tersebut,” tudingnya.

Sorotan yang sama juga ditujukan kepada Kepala Dinas Pariwisata Kepulauan Aru, Ny. Defretes yang juga dinilai tak memiliki kinerja yang baik.

“Belum pernah ada gebrakan yang dibuat beliau selama menjabat sebagai Kepala Dinas Pariwisata Aru,” sorot Kaile.

Hal ini terlihat dari sejumlah tempat wisata yang ada di Kabupaten Kepulauan Aru, yang tidak pernah dikelola dengan baik. Padahal dari potensi wisata yang ada, Aru memiliki peluang besar untuk meraup keuntungan dari sektor tersebut sebagai pemasukan bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Malah yang terlihat saat ini, sejumlah destinasi wisata di wilayah tersebut kondisinya tak terawat bahkan terlihat jorok, bahkan sebagian besar sudah rusak.

Parahnya lagi, tempat-tempat tersebut kini dimanfaatkan sebagai sarang mesum bagi para kawula muda seperti Taman Kota Dobo dan lokasi wisata Belakang Wamar.

“Karena itu, sudah saatnya Bupati  dr. Johan Gonga melakukan perombakan birokrasi  dengan   mengganti kedua pimpinan SKPD dimaksud termasuk juga beberapa pimpinan SKPD lainnya yang selama ini terpantau hanya berjalan di tempa,” tukasnya.

Di tempat terpisah, salah satu warga yang diketahui masih kerabat Siwabessy turut membenarkan pernyataan Kaile.

“Memang wajar publik mengeluh terhadap kinerja beliau (Siwabessy, red) karena kebutuhan akan bahan pokok hingga bahan bangunan menjadi prioritas masyarakat di sini. Sehingga ketika harga melonjak naik, publik pun kecewa dan mengeluhkan itu bahkan menyalahkan beliau karena dianggap sebagai figur yang paling bertanggung jawab akan hal itu,” ungkap sumber yang meminta namanya tidak dimuat kepada Dhara Pos, Selasa (7/6).

Ia juga kemudian menyoroti sejumlah masalah lainnya seperti aktivitas wahana permainan yang didalamnya terselip permainan bola guling yang jelas-jelas tidak memiliki izin (habis masa berlaku, red) namun dibiarkan terus berjalan seperti biasa.

Padahal, sebagai instansi yang berwenang menerbitkan dan mencabut surat izin tempat usaha (SITU) seharusnya bersikap tegas untuk menutup lokasi tersebut.

Sebagai pimpinan, seharusnya dirinya berkoordinasi dengan Satuan Polisi Pamong Praja Aru selaku penegak Perda untuk melakukan penertiban. Tapi, tindakan ini sama sekali tidak dilakukan Kadis Perindagkop Aru.

“Makanya anehkan, karena bola guling itu jalannya atas dasar izin keramaian yang dikeluarkan Kapolres Aru sementara SITU nya sudah tidak berlaku lagi. Dan bagi saya, mungkin fakta ini baru pernah terjadi di Republik ini,” sesalnya.

Sumber juga secara blak-blakan membeberkan kehidupan pribadi Siwabessy terkait keberadaan wanita idaman lain (WIL) yang sedikit banyak menurutnya, telah mempengaruhi kinerja yang bersangkutan sebagai seorang Kadis.

“Saya kira masyarakat di kota Dobo ini sudah tahu itu tapi tidak ada yang berani mengungkap fakta ini ke publik. Dan saya pastikan bahwa hal ini menjadi salah satu faktor penyebab menurunnya kinerja beliau,” tegasnya.

Olehnya itu, sumber mendesak Bupati Aru segera mengevaluasi yang bersangkutan karena jika tidak maka dikuatirkan akan memberi dampak buruk terhadap  visi misi Bupati – Wakil Bupati dalam membangun daerah ini.

(dp-31)
Share it:

Politik dan Pemerintahan

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi