News Ticker

Kemendagri Akan Prioritaskan Putra/i Asli Papua Masuk IPDN

Berulang kali Pemerintah Provinsi Papua meminta kepada Kementrian Dalam Negeri untuk memberikan kebijakan khusus atau avermative action bagi penerimaan Calon Praja IPDN di Provinsi Papua karena selama ini putra/i asli Papua kerap kalah bersaing dengan peserta lainnya yang notabene merupakan masyarakat pendatang.
Share it:
Psikotest Calon Praja IPDN
Papua, Dharapos.com
Berulang kali Pemerintah Provinsi Papua meminta kepada Kementrian Dalam Negeri untuk memberikan kebijakan khusus atau avermative action bagi penerimaan Calon Praja IPDN  karena selama ini putra/i asli Papua kerap kalah bersaing dengan peserta lainnya yang notabene merupakan masyarakat pendatang.

Menanggapi hal tersebut Dirjen Otonomi Daerah Kementrian Dalam Negeri Prof. DR. Djohermansyah Djohan, MA menekankan jika bisa saja pihaknya memberikan hal yang diminta tersebut.

Namun hal tersebut baru bisa dikabulkan jika pihaknya melihat Pemprov Papua serta seluruh Pemerintah Kabupaten/Kota yang ada dibawahnya telah melakukan persiapan dengan sungguh-sungguh.

Persiapan yang dimaksudkan Djohan harus melihat dari seluruh aspek yang akan diujikan dalam proses seleksi penerimaan Praja IPDN. “Kalau itu makanya harus ada preparation, penyiapan-penyiapan, preparation untuk tes psikologi, preparation tes olahraga, preparation tes akademik skil, dan itu harus dari awal,” ucapnya.

Dengan persiapan yang matang, Djohan meyakini para peserta tes dari Papua bisa memenuhi standar yang ditentukan oleh Pemerintah Pusat. “Pemda yang tidak lolos-lolos mengikuti standar nasional itu buat preparation, dengan dasar (itu) kita latih dia, itu yang akan ikut tes. Saya yakin mungkin akan tembus itu,” ucapnya kepada wartawan di Hotel Aston jayapura pada Senin (15/12) lalu.

Jika setelah dilakukan persiapan sedemikian rupa namun peserta tes asal Papua tetap kalah bersaing, Djohan mengatakan setelah itu baru pihaknya mungkin akan memberikan kebijakan khusus dengan menurunkan grade khusus bagi Putra-Putri asal Papua.

“Kalau avermatifnya kita lihat dulu persiapannya, kalau saya lihat dulu preparation-nya, baru setelah itu kita lihat masih tidak juga berhasil baru ada kategori-kategori, misal kalau untuk (sistem) CAT (nilai minimal) 250, disini mungkin jadi 230, tapi harus lewat usaha dulu, belum apa-apa sudah dikasih avermatif action,” ujar Djohan.

Sebelumnya ditempat yang sama, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Papua TEA. Hery Dosinaen, S.IP ketika memberikan sambutan pada kegiatan Pelantikan dan Pengukuhan  Dewan Pengurus Provinsi Ikatan Keluarga Alumni Pendidikan Tinggi Kepamongprajaan dan Dewan Pengurus kabupaten/kota se Papua 2014 – 2019 di Hotel Aston – Jayapura, mengungkapkan jika dalam waktu dekat Pemprov bersama beberapa unsur lainnya akan membentuk tim untuk bertolak ke kantor Kemendagri guna membicarakan solusi atas masalah tersebut.

“Kami dengan Direktur Kampus IPDN Papua bersama para Bupati, DPRP dan MRP akan membentuk tim untuk bertemu semua pejabat di Depdagri, juga IPDN, untuk bagaimana mengatur Papua ini secara khsuus untuk perekrutan anak-anak kami di setiap Kabupaten untuk bisa mengenyam pendidikan kepamong prajaan  di Kampus IPDN Papua,” ungkapnya.

Dijelaskan Sekda, nantinya bila usulan tersebut disetujui, maka akan ada ratusan anak Papua yang dibina di Kampus IPDN Papua, dan tenaga pendidiknya pun akan berasal dari para alumni IPDN asal Papua yang sudah terlebih dahulu melaksanakan tugas didunia birokrasi.

“Artinya sekitar 300-400 orang yang secara khusus dibina di Papua, tidak disebarkan di kampus-kampus lainnya, ada juga yang disebarkan tapi 300-400 orang akan dibina oleh kakak-kakak kami yang siap membina di Kampus IPDN Papua,” terangnya.

Dengan usulan solusi tersebut, Sekda pun berharap agar Kemendagri dapat memberikan lampu hijaunya sebagai satu wujud perhatian khusus bagi Provinsi Papua. “Itu harapan kami dan mudah-mudahan bisa diakomodir dengan baik dan mendapat perhatian secara komperhensif untuk kami di Papua,” pungkas Sekda.

(Piet)
Share it:

PAPUA

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi