News Ticker

Solar Energy untuk Pembangunan Daerah Tertinggal (Bag. I)

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) merupakan salah satu alternatif pembangkit listrik berbasis Energi Terbarukan (Renewable Energy) yang ramah terhadap lingkungan.
Share it:
Nur Asik H, S.T., M. Eng*
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) merupakan salah satu alternatif pembangkit listrik berbasis Energi Terbarukan (Renewable Energy) yang ramah terhadap lingkungan. PLTS mengkonversi sinar matahari menjadi listrik melalui sel surya.

Sel surya adalah perangkat semi-konduktor yang menghasilkan tenaga listrik DC dan merubahnya menjadi tegangan AC melalui DC/AC converter.

Pengoperasian PLTS baik secara terpusat atau tersebar akan mampu meningkatkan rasio elektrifikasi khususnya di daerah Indonesia Timur dan daerah terpencil lainnya.

Provinsi Maluku merupakan wilayah yang secara geografis terdiri dari kepulauan dengan penduduk yang tersebar. Sehingga menyebabkan banyak penduduk atau kepala keluarga di daerah ini belum teraliri arus listrik.

Misalnya di kepulauan Aru, data dari Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal menunjukkan bahwa baru 44,22% rumah tangga yang menggunakan aliran Listrik. Begitu juga dengan Kabupaten Maluku Barat Daya yang hanya 45,82%. Rendahnya rasio elektrifikasi inilah yang menjadi salah satu penyebab utama terlambatnya pertumbuhaan ekonomi serta sumber daya manusia di beberapa Kabupaten di Provinsi Maluku.

Pemda setempat seharusnya lebih intensif dalam mengoptimalkan sumber daya alam terbarukan yang sudah ada dalam rangka pemerataan pembangunan insfrastruktur dan SDM di wilayah Indonesia Timur. Akselerasi kemajuan SDM dan pertumbuhan ekonomi selalu tergantung dan sejalan dengan tersedianya insfrastruktur yang memadai khususnya Energi Listrik. Ketersediaan listrik akan mempermudah akses informasi serta teknologi. Sejalan dengan itu kreatifitas masyarakat akan meningkat dengan bertambahnya wawasan keilmuan yang mereka bisa peroleh dari internet atau media elektronik.

Berdasarkan data dari PLN, rasio kelistrikan di daerah Indonesia Timur secara keseluruhan masih berkisar 35%. Dengan kondisi saat ini, maka Pemerintah Daerah tidak bisa hanya menggantungkan ketersediaan energi listrik dari pasokan PLN. Sehingga dibutuhkan solusi alternatif  bagaimana daerah bisa swasembada energi listrik melalui kebijakan Pemerintah Daerah / Kabupaten.

Salah satu terobosan yang sangat tepat yaitu dengan mengalokasikan dana subsidi APBD untuk penyediaan teknologi Panel Surya di daerah-daerah terpencil. Namun jika dana APBD masih terbatas, maka Pemda bisa mendorong perusahaan-perusahaan lokal untuk menfokuskan dana CSR (Corporate Social Responsibility) mereka untuk program tersebut diatas. Sehingga keberadaan CSR bisa lebih mengena untuk kesejahteraan masyarakat.

Lentera Solar Cell (LS)
Sampai dengan saat ini sudah banyak sekali penelitian yang menunjukkan bahwa teknologi solar cell sangat bermanfaat untuk daerah terpencil. Faktor penentu utamanya yaitu melimpahnya sinar matahari sebagai sumber utama energi listrik yang sangat mudah di peroleh dan di akses dimana saja. Salah satu tipe solar cell yang applicable, portable dan sangat bermanfaat yaitu  “Solar Powered Lighting System”  misalnya tipe lentera, lampu ambient dan power bank multi-fungsi berbasis solar cell.

a.Lentera Solar Cell (LS)
LS merupakan salah satu tipe lampu yang terbuat dari LED yang sangat efisien. Lampu ini disertai dengan baterai yang mampu bertahan selama 8 jam apabila baterai sudah terisi dengan penuh. Lentera solar cell ini dirancang dengan sistem pencahayaan 360 derajat sehingga mampu menerangi semua penjuru di sekitar lampu, namun cahaya lentera juga bisa di setting atau di fokuskan khusus untuk belajar, memasak dan bekerja. Lampu jenis ini sangat fleksibel, user-friendly dan sudah terintegrasi dengan solar cell sehingga membuat proses pengisiannya (charging) sangat sederhana dimanapun, kapanpun dengan cepat dan mudah. Lentera solar cell didesain khusus sebagai pengganti lentera yang masih menggunakan minyak tanah atau solar dan  lilin di daerah-daerah pedesaan yang terpencil.

Solar Home System (SHS)
b.Solar Home System (SHS)
SHS adalah modul solar cell portable tercanggih saat ini untuk penerangan rumah tangga dan usaha kecil. Modul ini mempunyai 2 lampu gantung dan sebuah lentera portable yang mampu menerangi 3 kamar sekaligus. SHS dilengkapi dengan brightness setting mode atau pengaturan intensitas penerangan yang bisa di atur agar lebih nyaman dan dengan sekali charge/pengecasan maka modul ini akan mampu bertahan untuk penerangan selama 15 jam. Sistem ini juga dilengkapi dengan lentera portable yang dapat di pisahkan dari sistem sehingga bisa untuk penerangan dimanapun jika dibutuhkan.

SHS panel ini dilengkapi dengan kabel luar ruangan sepanjang 6 meter, saklar pengaman, baterai bank dan control unit serta baterai indikator yang menunjukkan tingkat ketersediaan dan pengisian baterai sehingga pengguna tidak perlu khawatir kehabisan daya atau listrik di baterai.  Selain menggunakan solar power modul ini juga bisa langsung di charge menggunakan sistem AC.

Selain kemampuan menyalakan 3 lampu tetap dan lentera, SHS ini juga di lengkapi dengan output USB yang bisa digunakan untuk mengisi ponsel, smartphone dan perangkat lainnya yang membutuhkan daya kecil sekaligus. Setiap lampu juga dilengkapi dengan saklar dinding terpisah yang memiliki pengaturan tingkat pencahayaan redup atau terang sehingga pengguna bisa memilih tingkat cahaya yang di inginkan sesuai dengan kebutuhan. SHS adalah modul tercanggih, terjangkau, terpercaya dan terbarukan serta bebas perawatan yang sangat cocok untuk digunakan di daerah terpencil.

* Penulis : Alumni Australian Development Scholarship (ADS) Thn 2009
Dosen dan Peneliti Smart & Green Power di Politeknik Negeri Madiun Jawa Timur
Share it:

Berita Pilihan Redaksi

Utama

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi