News Ticker

Pentingnya pembangunan Batalyon Komposit di MTB

Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) yang berbatasan laut dengan Negara Australia dan laut Timor Leste, dalam waktu dekat akan dibangun Batalyon Komposit oleh pihak TNI AD.
Share it:
Peta Maluku Tenggara Barat
Saumlaki, Dharapos.com 
Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) yang berbatasan laut dengan Negara Australia dan laut Timor Leste, dalam waktu dekat akan dibangun Batalyon Komposit oleh pihak TNI AD.

Komandan Kodim 1507/Saumlaki, Letkol.Inf. Ryan Heryawan menyatakan sesuai rencana, pembangunan Batalyon Komposit yang terdiri dari satu Batray Arhanud, satu batray Armed, satu kompi Zipur, dan dua Kompi Senapan itu akan berlokasi di petuanan desa Lorulun, kecamatan Wertamrian, petuanan desa Lauran di kecamatan Tanimbar Selatan dan di Pulau Selaru, kecamatan Selaru.

“Untuk tahun 2018 ini hanya pembangunan Markas Komando (Mako) dan 10 rumah, dimana Mako membutuhkan lahan 50 Ha, sementara untuk Batray Arhanud dan Armed itu membutuhkan 30 Ha lahan. Dan untuk kebutuhan lahan itu disediakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten MTB dan Pemprov Maluku sebagaimana permintaan kami yakni sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku,” katanya menerangkan.

Dandim menyatakan, untuk kepentingan itu maka belum lama ini Pemkab MTB telah menghibahkan 2 Ha lahan milik Pemerintah Kecamatan Wertamrian dan menyerahkan pula hak atas tanah seluas 5 Ha kepada TNI AD melalui Kepala Staf Daerah Militer XVI Pattimura di Ambon.

Total 7 Ha lahan itu berlokasi di petuanan desa Lorulun, sementara rencana pembangunan di lokasi lahan milik warga desa Lauran dan di pulau Selaru hingga saat ini masih dalam kajian.

Penempatannya antara pulau Yamdena dan Pulau Selaru diwilayah MTB itu menurut Ryan sangat strategis dan bernilai historis.

“Kenapa dulu Jepang membuat pangkalan militer di MTB, angkatan darat di Kabyarat sepan, Angkatan udara di Lingat, Angkatan laut di Lauran? ini karena wilayah MTB terbilang strategis untuk pertahanan keamanan”katanya.

Dari segi Lingkungan strategis dunia, pemerintah merasa perlu untuk menempatkan personil keamanan di wilayah itu untuk mengantisipasi adanya gejolak seperti kondisi di wilayah Timor Tengah karena pengaruh krisis energi.

Kekhawatiran ini telah dibuktikan dengan fakta bahwa  semenjak tahun 1960-an itu di Negara kita sudah ditempati agen-agen asing yang menyusupi sejumlah wilayah NKRI.

“Jika tidak diantisipasi maka suatu saat akan muncul penghianatan terhadap bangsa ini. Sejarah mencatat bahwa kondisi itu sudah terjadi ditahun 1990-an saat terjadi krisis moneter hingga lengsernya resim Orde Baru. Hal ini dimainkan oleh para penyusup dengan memainkan peran spekulan hingga nilai tukar rupiah menjadi menurun atau anjlok,” sambungnya.

Selain itu di tahun 1998, terjadi konflik di sejumlah tempat seperti di Maluku, Papua dan Aceh yang dimotori oleh para pengkhianat bangsa.
Dari kacamata awam, gerakan penyusup itu menurutnya tidak terlihat tetapi sesungguhnya sudah ada saat ini dari daerah-daerah hingga ke pusat.

Dandim menjelaskan pula bahwa alasan penempatan Batalyon Komposit di wilayah MTB merupakan langkah Pemerintah untuk memperkuat pengamanan wilayah itu karena memiliki cadangan gas abadi Blok Masela yang akan dieksplorasi dalam beberapa waktu mendatang.

“Dan ini menjadi suatu objek vital negara yang harus dilindungi,” tegasnya.

Saat ini telah ada kepastian anggaran untuk pembangunan Mako dan sepuluh rumah dinas yang pekerjaannya dilaksanakan dalam waktu dekat.

Pertimbangan penempatan lokasi pembangunan Mako di lahan warga Lorulun tambah Dandim, karena jaraknya dekat dengan bandara sehingga ke depan nanti dapat mempermudah proses mobilisasi.

“Jadi percepatan pembangunan infrastruktur TNI diwilayah ini tidak hanya difokuskan untuk Angkatan Darat semata tetapi bersamaan dengan itu, akan ada peningkatan pembangunan infrastruktur TNI AL maupun TNI AU,” pungkasnya.

(dp-18)
Share it:

Daerah

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi