News Ticker

Angka gizi buruk dan gizi kurang di MTB menurun

Pemerintah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) memastikan, angka gizi buruk dan penderita gizi kurang di daerah itu semenjak tahun 2017 lalu hingga kini telah menurun.
Share it:
dr. Edwin Tomasoa, Asisten II pada Sekretariat Daerah Kabupaten MTB
Saumlaki, Dharapos.com
Pemerintah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) memastikan, angka  gizi buruk dan penderita gizi kurang di daerah itu semenjak tahun 2017 lalu hingga kini telah menurun.

“Gizi buruk masih ada tapi jumlah kasusnya sudah sangat kecil. Berbeda dengan data awal tahun 2008,” terang dr. Edwin Tomasoa, Asisten II pada Sekretariat Daerah Kabupaten MTB di Saumlaki, Senin (19/2/2018).

Dia menyatakan penyebab gizi buruk di wilayah itu lebih banyak dipengaruhi oleh penyakit tertentu  seperti gizi buruk pada anak-anak yang menderita Demam Berdarah, gizi buruk yang di sebabkan oleh karena kecacatan tertentu pada anak semenjak lahir hingga kemudian mempengaruhi pola makannya.

Sementara hanya terdapat 1 hingga 2 kasus gizi buruk yang terjadi karena dipengaruhi oleh faktor ekonomi keluarga.

“Kalau bilang faktor ekonomi murni, mungkin tidak ada tetapi lebih kepada kekurangan perhatian dari orang tua. Contohnya anak-anak yang gizi buruk karena dia tidak diperiksa dan dibiarkan oleh orang tuanya untuk tinggal  dan diurus oleh neneknya,” urainya.

Mantan Kepala Dinas Kesehatan MTB ini menerangkan pula bahwa pada 2017 lalu, jumlah penderita gizi  buruk di wilayah itu kurang lebih sebanyak 10 orang, dan  hal itu telah mengalami penurunan drastis ketimbang tahun-tahun sebelumnya, yakni dimana pada tahun 2008 angka penderita gizi buruk berjumlah lebih dari 40 orang.

Sesuai data, 10 orang penderita gizi buruk tersebut masing-masing 2 orang dirawat di Puskesmas Romean kecamatan Yaru, 2 orang penderita dirawat di Puskesmas Larat kecamatan Tanimbar Utara, 2 orang penderita dirawat di Puskesmas Waturu kecamatan Nirunmas, dan 4 orang lainnya dirawat di Puskesmas Saumlaki kecamatan Tanimbar Selatan.

“Dan sesuai laporan per akhir tahun 2017, saat saya masih menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan itu 10 penderita gizi buruk yang dirawat tersebut sudah dinyatakan sembuh,” sambungnya.

Sementara untuk angka gizi kurang, terdapat 304 anak balita sepanjang tahun 2017 dengan rincian, pada Puskesmas Larat di kecamatan Tanimbar Utara terdapat 103 balita, Puskesmas Romean di Kecamatan Yaru terdapat 13 balita, dan Puskesmas Wunlah di Kecamatan Wuarlabobar terdapat 52 balita.

Kemudian, Puskesmas Adodo Molu di kecamatan Molu Maru terdapat 14 balita, Puskesmas Waturu di kecamatan Nirunmas terdapat 13 balita, sementara Puskesmas Alusi Krawain di kecamatan Kormomolin terdapat 7 balita.

Selanjutnya, Puskesmas Saumlaki kecamatan Tanimbar Selatan terdapat 33 balita, Puskesmas Lorulun di kecamatan Wertamrian terdapat 8 balita, serta Puskesmas Seira di kecamatan Wermaktian terdapat 5 orang balita.

Di kecamatan Selaru, terdapat tiga Puskesmas yang merawat penderita gizi kurang yakni Puskesmas Adaut sebanyak 5 orang, Puskesmas Namtabung terdapat 38 balita dan Puskesmas lingat terdapat 13 balita.

Edwin menyatakan, sejumlah langkah telah dilakukan oleh pihaknya dengan meningkatkan kinerja para kepala Puskesmas selaku pemegang program gizi di Puskesmas masing-masing.

Agar mereka lebih bekerja ekstra dengan meningkatkan kewaspadaan serta terjun langsung ke setiap rumah penduduk untuk memeriksa, mengedukasi masyarakat untuk meningkatkan pola hidup Bersih dan sehat (PHBS), serta mengedukasi masyarakat tentang pola makan yang baik dan sehat.

Seorang anak tidak mungkin dari status gizi baik langsung terjun menjadi gizi buruk, tetapi pastinya akan menurun dari gizi baik ke gizi kurang dulu.

Oleh karena itu kewaspadaan itu yang harus di tingkatkan sehingga pada saat ada anak yang menurun seperti itu segera di intrvensi.

“Intervensi itu kan ada macam-macam bisa pemberian makanan tambahan atau mengajarkan orang tua-nya ulang tentang makanan sehat dan baik untuk anak karena rata-rata gizi buruk itu ada yang gizi buruk karena kekurangan kalori atau energi dan ada yang kekurangan protein,” tandasnya.

Dia berharap, di tahun ini kasus gizi buruk dan gizi kurang lebih menurun ketimbang tahun-tahun sebelumnya.


(dp-18)
Share it:

Daerah

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi