Presiden RI Joko Widodo sesaat setelah tiba lokasi Muktamar XII Jam'iyyah Ahlith Thoriqoh Al Mu'tabaron an Nahdliyyah (JATMAN) di Pekalongan, Jawa Tengah, Senin (15/1/2018) |
Pekalongan, Dharapos.com
Presiden RI Joko Widodo mengingatkan seluruh rakyat soal keberagaman yang
ada di Indonesia.
Menurutnya, sudah menjadi kodrat-Nya bagi bangsa Indonesia untuk
hidup dalam keberagaman dan saling menghargai sesama.
"Kita memiliki 714 suku, agama ada bermacam-macam, dan
1.100 bahasa lokal yang berbeda-beda. Inilah anugerah Allah yang diberikan,
takdir yang harus kita jaga dan perkuat bersama-sama," ucapnya pada acara
pembukaan Muktamar XII Jam'iyyah Ahlith Thoriqoh Al Mu'tabaron an Nahdliyyah
(JATMAN) di Pekalongan, Jawa Tengah, sebagaimana rilis yang diterima Dharapos.com, Senin (15/1/2018).
Keberagaman dan kekayaan budaya inilah yang pernah membuat
Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, terkejut mendengarnya.
Saat bertemu Presiden Joko Widodo, Ashraf Ghani sempat
memberikan pesannya kepada Presiden untuk betul-betul menjaga persaudaraan dan
kemajemukan.
Sebab, Ashraf tak ingin agar pertikaian yang hingga saat ini
masih terjadi di Afghanistan juga terjadi di Indonesia.
"Presiden Afghanistan Ashraf Ghani sampai titip pesan
kepada saya, hati-hati negaramu itu negara besar, kalau ada sengketa segera
selesaikan. Apalagi antarsuku, sangat berbahaya. Apalagi antaragama, lebih
berbahaya. Segera selesaikan," kata Presiden.
Oleh sebab itu, dalam pertemuan hangat itu, Kepala Negara
mengajak para elemen bangsa untuk terus menjaga persaudaraan dan persatuan
kita.
"Kuncinya, seperti yang tadi disampaikan Habib Luthfi:
Pancasila sebagai ideologi negara, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika, dan
Undang-Undang Dasar 1945 itu betul-betul harus kita jadikan pedoman dalam
bernegara," ia menambahkan.
Selain itu, Presiden juga mengajak masyarakat untuk selalu
mengasah kepekaan sosial dengan terus membantu saudara-saudara yang dilanda
kesusahan dan kemiskinan.
"Merekalah yang harus kita bantu agar mereka dapat
hidup lebih baik dan mereka dapat hidup lebih sejahtera. Agar mereka
mendapatkan kesempatan yang sama dalam mendapatkan layanan pendidikan, akses
layanan kesehatan, dan memperbaiki kesejahteraan mereka," tukasnya.
Turut hadir mendampingi Presiden, Menteri Agama Lukman Hakim
Saifuddin, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Menteri Ketenagakerjaan
Hanif Dhakiri, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Ra’is ‘Am Jam'iyyah
Ahlith Thoriqoh Al Mu'tabaron an Nahdliyyah Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin
Hasyim bin Yahya.
(dp-16)
Masukan Komentar Anda:
0 comments:
terima kasih telah memberikan komentar