News Ticker

Program Budi Daya Lele di MTB Akan Tetap Dijalankan

Meskipun ada penolakan segelintir orang terhadap program budi daya ikan lele yang tengah dilaksanakan di Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) dan menganjurkan untuk diganti dengan program budidaya teripang maupun ikan kerapu, Dinas Perikanan setempat akan tetap menjalankan program dimaksud.
Share it:
Venantius Batlayery 
Saumlaki, Dharapos.com
Meskipun ada penolakan segelintir orang terhadap program budi daya ikan lele yang tengah dilaksanakan di Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) dan menganjurkan untuk diganti dengan program budidaya teripang maupun ikan kerapu, Dinas Perikanan setempat akan tetap menjalankan program dimaksud.

“Saya mau tutup buku untuk budi daya teripang. Saya sudah menjalani praktek dan terapan tentang itu dan selama ini tidak ada satu pun proyek yang berhasil dan membawa manfaat bagi masyarakat, sehingga saya tidak akan menganjurkan budi daya teripang untuk masyarakat karena akan sangat merugikan,” tegas Kepala Dinas Perikanan MTB Venantius Batlayery di Saumlaki, Selasa (17/10).

Berbagai pengalaman telah dia jalani semenjak bertugas sebagai staf pada Dinas Perikanan Provinsi Maluku belasan tahun lalu dimana hampir seluruh daerah di Maluku telah dilakukan uji coba penerapan budi daya teripang namun tidak ada satu pun yang berhasil.

Salah satu solusi adalah penerapan metode restocking atau menghasilkan bibit teripang yang kemudian disebarkan ke laut dan akan dipanen hasilnya jika sudah cukup waktu.

“Teripang tidak bisa dikurung seperti di dalam penjara karena akhirnya bisa mati atau bisa berupaya keluar dari lokasi tambak. Di MTB, ada sejumlah pembudidaya yang melaporkan mengalami kegagalan saat membudi daya teripang,” beber Venantius.

Sementara untuk budi daya ikan kerapu, Venantius menyatakan bahwa hingga saat ini pihaknya masih terkendala oleh karena perlu dilakukan revitalisasi terhadap fasilitas Balai Benih Ikan (BBI) yang berlokasi di Desa Wowonda, Kecamatan Tanimbar Selatan.

BBI semenjak dibangun beberapa tahun lalu, belum difungsikan sehingga mengakibatkan sejumlah fasilitas yang dibangun itu rusak berat.

“Kerapu itu butuh perlakuan khusus, butuh biaya yang besar, butuh sarana dan prasarana yang lengkap, serta butuh pengetahuan yang mumpuni. Fakta membuktikan bahwa sedikit saja perlakuan lain di luar perlakuan normal maka kerapu akan mati,” ulasnya.

Untuk itu di tahun anggaran 2018, pihaknya akan melakukan revitalisasi sarana dan prasarana BBI setelah itu dilanjutkan dengan budi daya kerapuh.

Venantius menyayangkan sejumlah pihak yang tidak hanya mengkritisi kebijakan namun menyerang pribadinya dengan ujaran yang tak senonoh melalui media social (medsos).

“Memang, biasanya orang yang tak punya ilmu itu banyak berkoar. Saya  ketawa saja dengan mereka punya petisi kemarin untuk menolak ikan lele itu. Ada oknum tertentu  yang bisa saya proses hukum karena sudah menyerang terlalu jauh ke privasi saya,” kecamnya.

Dampak Positif Ikan Lele

Venantius menyatakan bahwa program budi daya ikan lele merupakan program yang tepat untuk menjawab kebutuhan protein hewani masyarakat MTB, meskipun wilayah itu didominasi lautan dan kaya akan hasil laut.

Sejumlah alasan yang dia kemukakan seperti semakin tingginya kebutuhan masyarakat namun terhalang dengan kemahalan harga ikan di pasar, serta faktor cuaca ekstrim yang melanda daerah itu setiap musim tertentu dan berpengaruh terhadap tangkapan nelayan sehingga mengakibatkan semakin tingginya harga ikan di pasar.

“Pada musim barat yakni antara bulan Januari hingga Maret dan musim timur yakni antara bulan Mei sampai Juli itu saya pastikan bahwa pegawai honor dan PNS golongan kecil di MTB tidak bisa lagi makan ikan karena ikan yang dijual saat itu mahal harganya yakni antara kisaran Rp.50 ribu per tempat hingga ratusan ribu rupiah,” kata Venantius.

Dia katakan pula bahwa dalam kondisi ini, Pemkab MTB tidak bisa menyalahkan siapa-siapa, dengan demikian berbagai pertimbangan dasar tersebut mendorong pihaknya untuk melakukan teknologi anjuran yang tepat dan mudah diterapkan oleh masyarakat.

Sebelumnya Venantius menjelaskan bahwa program kaji terap pembenihan dan pembesaran ikan lele merupakan salah satu program unggulan Dinas Perikanan MTB di tahun ini.

Sejumlah alasan lain yang telah dijelaskan sebelumnya yakni sebagai bentuk dukungan bagi tersedianya konsumsi ikan jangka panjang sebagaimana yang sudah diterapkan oleh sejumlah Negara berkembang, termasuk sejumlah daerah di tanah air.

Budi daya ikan lele dinilai sangat mudah karena ikan lele termasuk hewan berdaya tahan hidup yang sangat tinggi  dan bisa beradaptasi di air yang baik maupun yang kualitasnya buruk, serta proses pengelolaannya menggunakan teknologi yang bisa diperbaharui.

Sehubungan dengan itu pihaknya telah mengintegrasikan program tersebut dengan Badan Pelatihan Perikanan Ambon untuk melakukan pelatihan bagi tiga puluh pembudi daya dari sejumlah desa di kecamatan Tanimbar Selatan, Wertamrian dan Nirunmas sebagai calon penerima bantuan itu.

Karena belum tersedia anggaran yang cukup untuk menyukseskan program tersebut maka dia pastikan pada 2018 mendatang, program budi daya ikan lele akan diserahkan dalam jumlah yang banyak kepada masyarakat di wilayah itu untuk dibudidayakan.

(dp-18)
Share it:

Kabupaten Kepulauan Tanimbar

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi