News Ticker

Demo Tolak HPH Yamdena Jangan Dipolitisir

Tokoh masyarakat desa Arma, Kecamatan Nirunmas kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), Jusuf Siletty mendesak semua pihak untuk menghormati dan mendukung aksi penolakan terhadap kehadiran PT. Karya Jaya Berdikari sebagai pemegang izin Hak Pengusahaan Hutan (HPH) di pulau Yamdena.
Share it:
Salah satu postingan Isai Wurtimur melalui akun facebook-nya yang dinilai provokatif oleh sejumlah masyarakat pengguna media sosial terkait aksi demo menolak HPH Yamdena oleh 500 orang umat Katolik di MTB
Saumlaki, Dharapos.com 
Tokoh masyarakat desa Arma, Kecamatan Nirunmas kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), Jusuf Siletty mendesak semua pihak untuk menghormati dan mendukung aksi penolakan terhadap kehadiran PT. Karya Jaya Berdikari sebagai pemegang izin Hak Pengusahaan Hutan (HPH) di pulau Yamdena.

Dalam hal ini, aksi yang dilakukan oleh sejumlah elemen masyarakat selama ini, termasuk aksi demo damai yang dilakukan oleh pimpinan umat Katolik di wilayah MTB dalam keatuan dengan umat melalui kelompok doa kategorial gereja maupun sejumlah ormas Katolik.

Jusuf mengaku akhirnya angkat bicara karena ada oknum tertentu yang sengaja mempolitisir atau mempersoalkan aksi demo damai tersebut di media sosial Facebook semenjak dua hari kemarin.

“Yang perlu saya sampaikan bahwa demo ini bukan baru sekarang tetapi sudah dilaksanakan beberapa tahun lalu yang dipimpin oleh Wakil Uskup kala itu. Jadi kalau ada penilaian miring oleh oknum-oknum tertentu maka saya sangat menentang orang-orang itu. Pertanyaannya ada apa sampai mereka bisa berkomentar begitu,” kecamnya melalui sambungan telepon, Kamis (21/9).

Pengacara kondang di Jakarta ini menilai bahwa aksi para pemuka agama Katolik tersebut merupakan bentuk dari upaya nyata terhadap keberpihakan menyelamatkan hutan makhluk ciptaan Tuhan, termasuk manusia yang mendiami pulau Yamdena.

“Yang merasakan itu adalah umatnya dan dia (para Pastor-red) sebagai gembala sehingga tugas gembala adalah harus melihat kawanan dombanya. Dan langkah yang dilakukan oleh Wakil uskup bersama para pastor itu saya sangat setuju,” dukungnya.

Isi postingan lainnya dari Isai Wurtimur yang turut membawa-bawa nama ormas FPI dan pimpinannya 
Akan hal tersebut, Jusuf meminta kepada oknum yang terus memelintir aksi demo damai para gembala Katolik tersebut untuk tidak hanya menilai dari segi negatif, melainkan harus memahami aksi tersebut dari sisi positif sehingga tidak mengundang persepsi yang berlebihan.

“Saya baru baca di facebook dan saya mau sampaikan kepada orang-orang yang berpikiran negatif itu bahwa berkaca dan jangan melihat kepentingan diri sendiri melainkan kepentingan banyak orang. Yang dilakukan oleh Wakil Uskup dan para pastor adalah menyelamatkan kepentingan masyarakat umum, serta menyelamatkan hutan Pulau Yamdena,” tambahnya.

Jusuf berharap pula agar semua pihak terus bergandengan tangan untuk menolak PT. KJB sehingga hutan tidak ada lagi aktivitas penebangan pohon di hutan Yamdena dan mencegah datangnya musibah alam akibat hutan yang sudah habis ditebang.

“Saya ingatkan lagi bahwa untuk menyelamatkan alam semesta maka tidaklah cukup hanya dengan doa, tetapi aksi,”pungkasnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, lebih dari 500 orang umat Katolik yang berasal dari utusan dari stasi dan paroki di wilayah Maluku Tenggara Barat (MTB)  serta perwakilan dari kelompok kategorial gereja seperti Kaum Bapak Katolik (KBK) dan Organisasi Kemasyarakatan seperti Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Pemuda Katolik (PK) dan Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) melakukan demonstrasi damai didepan kantor Bupati maupun kantor DPRD MTB (Selasa, 19/9).

Demonstrasi tersebut dipimpin langsung oleh Wakil Uskup Wilayah MTB dan Maluku Barat Daya, Pastor Simon Petrus Matruty dan dihadiri pula oleh sejumlah pastor dan suster di wilayah itu dan mendesak Pemkab MTB untuk memperhatikan surat pastoral keuskupan Amboina wilayah MTB-MBD tahun 2009 tentang penolakan terhadap PT.Karya Jaya Berdikari (PT.KJB).

Salah satu postingan balasan dari pemilik akun bernama Eko Fasse mengecam pernyataan Isai Wurtimur 
Di hadapan Bupati dan Wakil Bupati MTB, Wakil Uskup membacakan lima tuntutan yakni mendesak Pemkab MTB untuk memperhatikan Surat Pastoral Keuskupan Amboina wilayah MTB - MBD tahun 2009 tentang penolakan terhadap PT. Karya Jaya Berdikari (PT. KJB).

Kemudian, mendesak Pemkab MTB untuk memproses hukum upaya memberhentikan HPH di pulau Yamdena, mendesak Pemerintah untuk segera mengeluarkan surat pemberhentian sementara kepada  PT. KJB paling lambat 1 minggu dari sekarang sambil menanti proses hukum dari Pemerintah untuk menutup secara resmi HPH di pulau Yamdea.

Selanjutnya, mendesak Pemda untuk memberikan kompensasi bagi para pekerja anak daerah yang saat ini sedang bekerja pada PT. KJB, serta mendesak Pemerintah untuk segera mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) tentang perlindungan hutan Yamdena.

Pasca demonstrasi itu digelar, muncul sejumlah komentar sebagai kritikan dari akun Facebook milik Isai Wuritimur dan seakan mengusik sanubari masyarakat sehingga berujung pada aksi berbalasan argument.

Beberapa pernyataannya yang kontroversial seperti: “Jubah putih turun ke jalan akan sangat mengganggu investor masuk Tanimbar. Tanimbar itu lama kelamaan sama dengan FPI, sedikit demi sedikit pakai bendera agama untuk mempresure kekuasaan. Apakah demo HPH Yamdena itu murni dari rakyat atau permainan kongkalikong tingkat dewa?” dan sejumlah postingan lain yang seolah provokatif.

Bukan hanya Jusuf Siletty, tetapi sejumlah pihak mengecam pernyataan-pernyataan yang dilontarkan Isai Wuritimur seperti mulai dari memberikan tanggapan halus hingga ada yang mengajak untuk mempolisikan yang bersangkutan.

(dp-18)
Share it:

Utama

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi