News Ticker

Apel Nusantara Bersatu di Ambon Dibanjiri Ribuan Orang

Ribuan masyarakat dari berbagai elemen membanjiri Lapangan Merdeka, di pusat Kota Ambon, guna mengikuti Apel Nusantara Bersatu, yang digelar oleh Kodam XVI Pattimura, Rabu (30/11).
Share it:
Gubernur Maluku, Said Assagaff, Wagub Zeth Sahuburua, Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Doni Monardo, Kapolda Maluku, Brigjen Pol. Ilham Salahuddin, beserta seluruh unsur Forkompinda saat mengikuti Apel Nusantara Bersatu yang berlangsung di Lapangan Merdeka, pusat Kota Ambon, Rabu (30/11). 
Ambon, Dharapos.com
Ribuan orang dari berbagai elemen membanjiri Lapangan Merdeka, di pusat Kota Ambon, guna mengikuti Apel Nusantara Bersatu, yang digelar oleh Kodam XVI Pattimura,  Rabu (30/11).

Kegiatan tersebut merupakan gagasan dari Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo untuk dilaksanakan di seluruh Indonesia.

Dengan sorotan tema, “Indonesiaku, Indonesiamu, Indonesia Kita Bersama, Bhineka Tunggal Ika”.

Hadir pada momen tersebut Gubernur Maluku, Said Assagaff, Wagub Zeth Sahuburua, Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Doni Monardo, Kapolda Maluku, Brigjen Pol. Ilham Salahuddin, dan seluruh unsur Forkompinda.

Tak ketinggalan, para tokoh masyarakat, adat, agama, pemuda, dan tokoh perempuan, para pelajar dan siswa, para prajurit TNI dan Polri serta masyarakat Kota Ambon.

Gubernur Maluku Said Assagaff dalam sambutan mengatakan kegiatan apel Nusantara Bersatu untuk menegaskan semangat dan komitmen rakyat Maluku terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhineka Tunggal Ika.

"Indonesia sudah 71 tahun menjadi bangsa yang merdeka dan berdaulat merupakan hasil dari imajinasi para leluhur yang harus dijunjung tinggi,"ujarnya.

Menurutnya, Indonesia yang begitu luas, multikultur, terdiri dari 665 bahasa daerah, 300 suku, enam agama besar, lebih dari 17.000 pulau dengan kokohnya kerajaan-kerajaan yang berjejer di kepulauan nusantara mampu diimajinasi oleh para leluhur untuk ditenun menjadi Indonesia.

Dalam Sumpah Pemuda, yaitu mengaku Bertumpah Darah Satu Tanah Air Indonesia, mengaku Berbangsa
Satu Bangsa Indonesia, mengaku Berbahasa Satu Bahasa Indonesia serta menjunjung tinggi bahasa persatuan kita, yakni bahasa Indonesia.

Ia mengatakan kesadaran-kesadaran kolektif menjadi Indonesia terus bertumbuh dan diperjuangkan oleh para leluhur.

Ribuan orang dari berbagai elemen baik TNI - POLRI, pelajar hingga masyarakat turut hadir pada apel tersebut
"Mereka adalah pencerah yang berpikir dan berjuang melampaui zamannya. Mereka adalah anak-anak sejarah yang berpikir dan berjuang melampaui batas-batas primordial yang sempit. Mereka adalah syuhada yang rela mengorbankan kepentingan pribadi dan golongan," tandasnya.

Mereka juga mau menunda kenikmatan sesaat demi kemanusiaan. Mereka adalah pilar-pilar peradaban bangsa yang mampu menyatukan perjuangan bangsa serta meramu keragaman ke Indonesiaan dalam bentuk Bhineka Tunggal Ika.

Para leluhur berjuang di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi hingga Papua, termasuk di daerah Maluku tercinta.

"Mereka mau berjuang melawan kolonialisme, demi emansipasi harkat kemanusiaan dan kedaulatan hidup. Perjuangan mereka dari lokal di daerah kemudian menjadi perjuangan nasional . Padanannya, dari Aceh, Padang , Jawa, Sunda, Makasar, Manado, Maluku dan seterusnya menjadi Indonesia. Itulah hasil perjuangan mereka," katanya.

Untuk itulah, Indonesia hasil tenunan bersama seluruh anak bangsa dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai ke pulau Rote.

"Kalau Indonesia hasil tenunan para pahlawan bangsa ini, maka sebagai pewaris NKRI pantaskah merusak dan merobek-robek tenunan para leluhur demi kepentingan pribadi dan kelompok," tegas Gubernur.

Karena itu, marilah merawat tenunan-tenunan ini dengan sebaik-baiknya.

“Marilah kita rawat NKRI dengan hati yang bersih, cinta kasih, kejujuran, berkeadilan serta persahabatan sebagai cerminan bersaudara. Karena jika kita menghancurkan NKRI hanya karena hawa nafsu sesaat, maka akan dikenang oleh sejarah sebagai pecundang-pecundang," sambungnya.

Lanjutnya, semua anak-anak negeri Maluku, dan seluruh saudara sebangsa dan setanah air, di mana pun berada, Gubernur turut menitipkan pesan leluhur dan para moyang-moyang di Maluku.

“Potong di kuku rasa di daging, ale rasa beta rasa, dan sagu salempeng di bagi dua. Karena itu, jangan rusak tenunan Pattimuraku, Christina Marta Tiahahuku, Leimenaku, Diponegoroku, Imam Bonjolku,
Hasanuddinku dan yang lainnya. Mereka adalah Pahlawanku untuk Indonesia Tanah Airku. Damailah Indonesiaku, Damailah Maluku, Maju dan Jayalah Negeriku," tukasnya.

(Lr/dp)
Share it:

Utama

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi