News Ticker

Sambut MEA dan Pasar Global, Pemkab MTB Perkuat UKM

Pemerintah daerah melalui Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Maluku Tenggara Barat melakukan penguatan UKM di sejumlah desa dalam rangka menyambut pasar global dan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Share it:
Ny. Etty Werembinan
Saumlaki, Dharapos.com
Pemerintah daerah melalui Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Maluku Tenggara Barat melakukan penguatan UKM di sejumlah desa dalam rangka menyambut pasar global dan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Hal tersebut merujuk pada visi Pemerintah Daerah MTB periode 2012 – 2017 dalam mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan mandiri melalui pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.

Kemudian misi Pemda yakni mewujudkan masyarakat yang memiliki diversifikasi usaha yang beriorentasi kepada agrobisnis serta ketahanan ekonomi, dengan pendapatan yang semakin meningkat dan merata sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidup yang layak.

Selanjutnya, mewujudkan kemandirian masyarakat MTB di bidang sosial, budaya, politik, dan pemerintahan sebagai modal sosial (social capital) untuk berkembang ke masa depan,  mewujudkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasil pembangunan ke seluruh wilayah dan segenap lapisan masyarakat serta mewujudkan kelestarian lingkungan untuk menyongsong masa depan masyarakat MTB yang lebih maju, berkelanjutan dan berkeadaban.

Kepala Dinas  Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten MTB, Etty Werembinan mengatakan pihaknya saat ini tengah serius menjalankan program penyehatan UKM di setiap desa pada sejumlah kecamatan di Kabupaten MTB.

Rendahnya SDM pelaku usaha merupakan ancaman sehingga mengakibatkan rendahnya akses masyarakat ke pasar.

“Memang kami sering sekali turun ke lapangan  tanpa perlu ada biaya tertentu. Yang penting ada bensin, dan biaya makan. Jadi kita menambah kemampuan teknisnya, tidak untuk usaha-usaha yang besar dan memerlukan modal yang besar, tetapi kami mulai dengan usaha-usaha dengan modal kecil terutama untuk membuat dia lebih memperkuat ketahanan ekonomi usahanya, minimal untuk mencukupi kepentingan kebutuhan keluarganya, baru kemudian kita tingkatkan lagi setelah dia punya jiwa kewirausahaannya sudah mulai baik,” ungkapnya.

Ny. Werembinan menjelaskan bahwa masalah klasik yang tengah di hadapi oleh para pelaku UKM di MTB adalah rendahnya modal, rendahnya skill para pelaku UKM, serta jiwa kewirausahaan yang masih rendah.

Dengan demikian, pihaknya lebih mendorong para pelaku UKM untuk mulai bergerak dibidang pengelolahan usaha makanan tradisional seperti krepek dan kue berbahan dasar makanan lokal, dan juga tenun ikat Tanimbar.

Tenun ikat Tanimbar itu dianggap yang paling bisa memberi solusi yang cepat untuk pengentasan kemiskinan.

Karena itu modal kecil tetapi bisa menghasilkan uang yang besar, serta tidak butuh skill yang terlalu teknis maupun sulit tetapi sederhana teknisnya.

“Hal itu yang kami genjot sekarang yaitu peningkatan mutu para penenun yang nantinya bisa dipasarkan di pasar nasional dan internasional” ungkapnya.

Ditambahkan, salah satu keunggulan bagi para pengrajin Tenun ikat Tanimbar adalah adanya upaya Dinas Koperasi dan UKM MTB untuk melatih para pengrajin dengan menghadirkan perancang busana nasional Samuel Wattimena, dan saat ini hasilnya telah dipasarkan hingga skala internasional.

(dp-18)
Share it:

Ekonomi dan Bisnis

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi