News Ticker

3 Trip Tol Laut Singgahi Saumlaki Belum Berdampak Signifikan

Hingga saat ini, 3 trip kapal Tol Laut yang merupakan program Presiden RI Joko Widodo telah menyinggahi Saumlaki, ibukota Kabupaten Maluku Tenggara Barat.
Share it:
Ketua Tim Pengendali Pelaksanaan Program Tol Laut di Kabupaten MTB, Dommi C. Makatita
Saumlaki, Dharapos.com 
Hingga saat ini, 3 trip kapal Tol Laut yang merupakan program Presiden RI Joko Widodo telah menyinggahi Saumlaki, ibukota Kabupaten Maluku Tenggara Barat.

Meski demikian, harga barang di Saumlaki masih belum berdampak signifikan sebagaimana target yang diharapkan.

Salah satu upaya pemerintah untuk menekan angka kemahalan harga barang di kawasan timur Indonesia adalah dengan hadirnya Program Tol Laut.

Program ini diharapkan menciptakan konektivitas antar wilayah sehingga jalur distribusi Barang Pokok dan Penting (Bapoktim) dapat tersedia, sekaligus mampu menekan harga barang di sejumlah wilayah yang tercatat masih melambung tinggi ketimbang daerah lain.

Pemerintah Pusat melalui PT. Pelni telah menambah kapal di jalur tol laut, yakni KM. Nusantara Pelangi 101 milik PT. Jatim Perkasa Line untuk melayani rute trayek T-2 yakni mulai dari Tanjung Perak – Kalabahi – Moa – Saumlaki – Dobo  dan Merauke atau sejauh 3.874 mile (pergi – pulang), dengan membawa serta sejumlah Bapoktim sebagaimana kebutuhan masing-masing daerah, dan tercatat hingga kini sudah 3 trip.

Ketua Tim Pengendali Pelaksanaan Program Tol Laut di Kabupaten MTB, Dommi C. Makatita saat ditemui di ruang kerjanya kemarin mengatakan tujuan program ini untuk mengurangi disparitas atau perbedaan harga barang yang cukup tinggi, terutama barang-barang kebutuhan pokok dan penting.

Namun khusus untuk MTB, harga Bapoktim masih terbilang belum stabil karena diakibatkan oleh sejumlah permasalahan.

“Sesungguhnya program ini sangat baik bagi masyarakat di MTB, hanya saja ada beberapa kelemahan yang masih terjadi yakni belum terlalu signifikan dalam menekan harga pasar. Dalam pantauan dan evaluasi dari SKPD terkait, itu memang sudah terjadi penurunan harga barang, tetapi belum signifikan. Ini juga tergantung dari jumlah barang, seperti prinsip ekonomi bahwa kalau banyak permintaan maka suplai juga akan meningkat dan ini tentu akan memengaruhi harga barang. Kalau banyak barang yang didatangkan maka tentu harganya semakin berkurang, akibat persaingan harga,” jelasnya.

Dikatakan, hingga saat ini pelayaran kapal tol laut ke Saumlaki sudah memasuki trip ke 3, dimana khusus untuk Saumlaki, trip pertama 1 kontainer, trip kedua sebanyak 10 kontainer dan trip ketiga sebanyak 26 kontainer.

Berdasarkan hasil rapat evaluasi dengan Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan (BNPP), ditemukan sejumlah kendala.

Kepala Bagian Perindustrian dan Perdagangan pada Setda MTB, Paulus Arnold Sabono 
Diantaranya pengaruh harga barang yang belum signifikan, fasilitas pendukung masih terbatas, belum ada upah buruh, dan belum adanya fasilitas di pelabuhan seperti mobil tronton untuk mengangkut barang.

Kemudian belum banyak pengusaha yang memandang tol laut sebagai peluang dalam hal ini bertindak sebagai distributor, sementara di lain pihak Pemerintah hanya bisa mengendalikan harga barang tetapi belum bisa mengendalikan harga pasar karena belum ada regulasi.

“Untuk itu, saat ini kita sedang menyiapkan konsep untuk dikeluarkannya Peraturan Bupati tentang pengendalian pelaksanaan program tol laut yang melibatkan semua SKPD dan instansi terkait seperti Kantor Pelabuhan Saumlaki dan Kantor PT. Pelni,” lanjutnya.

Makatita berharap agar pasca Perbup tersebut ditetapkan, maka kestabilan harga barang segera teratasi dan selanjutnya semua produk atau hasil bumi dari masyarakat MTB bisa dipasarkan keluar daerah,  lebih khusus hasil-hasil pertanian dan perikanan.

Sementara, Kepala Bagian Perindustrian dan Perdagangan pada Setda MTB, Paulus Arnold Sabono mengatakan jumlah barang yang disuplai dari Surabaya ke Saumlaki melalui kapal Tol Laut ini masih terbilang minim dan belum mempengaruhi harga pasar oleh karena hingga kini baru satu distributor yang menggunakan jasa Tol laut.

“Bapoktim yang dipasok ini tidak bertahan lama di pasar karena tingkat kebutuhan masyarakat cukup tinggi sementara dari jumlah bapoktim yang masuk ke Saumlaki itu masih terbatas, sehingga belum mampu mengimbangi harga barang di Saumlaki,” bebernya

Hal ini juga dipengaruhi oleh jumlah distributor, dimana saat ini baru satu distributor yang memasok barang dari Surabaya yakni PT. Tual Express.

Sabono menambahkan, berdasarkan Perpres Nomor 71 tahun 2015, jenis Bapoktim yang dapat dimuat dengan menggunakan kapal tol laut adalah beras, bawang merah, gula pasir, minyak goreng curah, tepung terigu, daging ayam ras, telur ayam ras, tripleks, semen, daging sapi, ikan segar, benih, pupuk, gas elpiji, besi baja konstruksi, besi baja ringan, dan ikan segar.

Terkait itu, Pemkab MTB telah mengajukan keberatan kepada Pemerintah Pusat oleh karena tidak semua jenis Bapkotim sesuai dengan kebutuhan daerah.

Usulan Pemkab MTB ini menurut Sabono, telah diterima Pempus dengan demikian diharapkan ke depan nanti, kebutuhan masyarakat dapat terpebuhi.

(dp-18)
Share it:

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi