News Ticker

Ubra Sesalkan Buruknya Pelayanan Puskesmas Weduar

Sekretaris Desa Ohoirenan Wellem Ubra, mengaku menyesalkan buruknya kinerja Puskesmas Weduar dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Share it:
Ilustrasi Puskesmas
Ohoirenan, Dharapos.com
Sekretaris Desa Ohoirenan Wellem Ubra, mengaku menyesalkan buruknya kinerja Puskesmas Weduar dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Pernyataan yang disampaikan kepada Dhara Pos, Sabtu (18/6) tersebut merujuk pada kejadian yang dialami salah satu warga desa Ohoirenan yang akhirnya menjemput ajal akibat terlambat mendapat penanganan medis dari para tenaga kesehatan di rumah sakit tingkat kecamatan tersebut.

Kejadiannya berawal saat salah satu warga meminta bantuan kepada Kepala Puskesmas Pembantu (Pustu) di desa tersebut untuk memberikan pelayanan medis kepada salah seorang dari keluarganya yang sakit parah, Jumat (17/6).

Namun karena minimnya fasilitas medis dalam menangani penyakit yang diderita warga tersebut sehingga akhirnya Kepala Pustu dan pejabat desa setempat memutuskan untuk meminta bantuan medis dari Puskesmas Weduar, Kecamatan Kei Besar Selatan, Kabupaten Maluku Tenggara.

Sekitar pukul 21.30 WIT, Ubra bersama pejabat desa, J. Rahallus beserta Kepala Pustu Ohoirenan memerintahkan keluarga pasien dan beberapa warga desa setempat untuk berangkat ke Kecamatan Weduar.

Warga ditugaskan meminta tolong kepada Kepala Puskesmas agar segera memerintahkan sejumlah tenaga perawat dalam rangka menolong salah seorang warga yang sementara menderita sakit di Ohoirenan.

Bahkan, kemudian Ubra dan pejabat desa menyewa 2 tukang ojek untuk mengantar beberapa orang warga ke Puskesmas Weduar sekitar pukul 20.30 WIT.

“Saat itu juga Kepala Puskesmas Weduar langsung memerintahkan sejumlah tenaga medis untuk segera berangkat ke Ohoirenan guna memberikan pertolongan medis,” lanjutnya.

Namun, ternyata pasien telah lebih dulu menghembuskan napas terakhirnya akibat petugas medis yang telah diperintahkan terlambat datang. Karena ternyata, setelah ditunggu-tunggu bahkan hingga pagi hari para tenaga medis dari Puskesmas Weduar tak pernah muncul ke lokasi.

“Mereka (petugas medis, red) baru tiba pukul 08.15 WIT di Desa Ohoirenan sementara pasien sudah meninggal dunia sebelum sempat mendapat pertolongan medis,” sesal Ubra.

Atas fakta ini, dirinya maupun pejabat desa dan juga masyarakat Ohoirenan mengaku sangat kecewa dan resah dengan kinerja dan cara-cara pelayanan yang ditunjukkan petugas Puskesmas Weduar.

Ia pun meminta Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Maluku Tenggara untuk segera turun tangan mengatasi persoalan ini.

“Kami minta ibu Kadis tolonglah supaya kalau bisa ada penambahan tenaga medis 2 – 3 orang di desa
Ohoirenan karena jumlah tenaga medis yang sekarang tidak sebanding dengan jumlah warga masyarakat desa yang sudah mencapai ribuan orang,” desaknya.

Bahkan, Ubra juga mengusulkan agar  Pustu di Ohoirenan bisa ditingkatkan statusnya menjadi Puskesmas mengingat jumlah penduduk di desa tersebut yang sudah tidak bisa terlayani fasilitas medis setingkat Pustu.

“Kan aneh kalau ribuan jiwa dilayani Puskesmas dengan status pembantu,” usulnya.

Olehnya itu, Ubra kembali meminta perhatian Kepala Dinkes maupun Pemerintah Daerah Malra untuk secepatnya menyikapi persoalan ini.

Sementara itu, pejabat desa Ohoirenan J. Rahallus mengaku kecewa dan menyesalkan kinerja para tenaga medis Puskesmas Weduar yang lamban bahkan tidak memiliki beban dan tanggung jawab terhadap pekerjaannya.

Bahkan, dirinya menilai pelayanan kesehatan di Puskesmas Weduar terkesan pilih kasih.

“Apakah mungkin mereka baru mau melayani pasien kalau di suap dulu baru mau bekerja, atau bagaimana?” tanyanya.

Olehnya itu, Rahallus meminta Pemda dalam hal ini Kepala Dinkes Malra untuk secepatnya mengambil langkah guna mengatasi persoalan ini.

“Saya minta pihak Dinkes secepatnya turun tangan sebelum terjadi lagi kejadian seperti itu,” tegasnya.

(dp-20) 
Share it:

Daerah

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi