News Ticker

MTB Heboh Bantuan Asing, Masyarakat Diminta Waspada

Masyarakat Maluku Tenggara Barat (MTB) akhir-akhir ini dihebohkan dengan informasi seputar adanya bantuan hibah dari sejumlah Negara yang bakal mendonasikan bantuan berupa uang tunai bagi seluruh kepala keluarga tanpa terkecuali.
Share it:
Mathias Malaka
Saumlaki, Dharapos.com
Masyarakat Maluku Tenggara Barat (MTB) akhir-akhir ini dihebohkan dengan informasi seputar adanya bantuan hibah dari sejumlah Negara yang bakal mendonasikan bantuan berupa uang tunai bagi seluruh kepala keluarga tanpa terkecuali.

Bantuan melalui Tim Yayasan Anak Bangsa di kabupaten MTB ini ditujukan bagi anak yatim piatu, orang cacat yang tidak bisa bekerja dan kepada para Lanjut Usia (Lansia) yang tidak pernah menikah.

Terkait Pemerintah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) mengaku baru mendengar berita tersebut beberapa hari lalu dan kini sedang melakukan penelusuran terkait kebenaran dan keberadaan Yayasan itu.

Demikian disampaikan Sekretaris Daerah Maluku Tenggara Barat, Mathias Malaka yang ditemui Rabu (4/5).

“Kami sudah memanggil Kesbangpol untuk mengecek langsung, jangan sampai masyarakat kita di bawah ini memperoleh informasi yang keliru. Kalau itu tidak benar maka mesti ditegur. Karena ini sesuatu yang bisa membuat masyarakat kacau. Perlu diketahui pula bahwa bantuan apapun dan dari manapun itu harus sepengetahuan Pemerintah daerah atau lembaga DPRD ini.” tegasnya.

Pimpinan DPRD MTB juga menurut Malaka, telah mempertanyakan informasi ini, dengan begitu pihaknya bakal mempercepat penelusuran untuk memperoleh kepastian dan kebenaran informasi di lapangan.

Masyarakat lanjut dia, diminta hati-hati dan mewaspadai serta tidak terpengaruh dengan informasi yang tidak benar oleh karena Pemerintah sendiri yang punya rakyat belum mengetahui secara pasti kebenarannya.

“Tetapi sekali lagi bahwa masyarakat dihimbau untuk menyiapkan KTP dan dokumen kependudukan lain itu saya kira sangat positif oleh karena semua warga Negara wajib memiliki itu, sehingga ada urusan-urusan lain yang diminta oleh lembaga apa saja untuk bantuan-bantuan saya kira itu sudah siap, hanya saja jangan sampai dikaitkan dengan alasan untuk yang tadi, nah itu yang kita jaga,” tukasnya.

Perlu diketahui, masyarakat MTB akhir-akhir ini dihebohkan dengan informasi seputar adanya bantuan hibah dari sejumlah Negara yang bakal mendonasikan bantuan berupa uang tunai bagi seluruh kepala keluarga tanpa terkecuali.

Bantuan melalui Tim Yayasan Anak Bangsa di kabupaten MTB ini ditujukan bagi anak yatim piatu, orang cacat yang tidak bisa bekerja dan kepada para Lanjut Usia (Lansia) yang tidak pernah menikah.

Sebagai syarat mutlak, masyarakat diwajibkan untuk mendaftarkan diri dengan melengkapi sejumlah dokumen kependudukan seperti: KTP yang masih berlaku, Kartu Keluarga, surat nikah bagi yang telah berkeluarga dan para janda, keterangan yatim piatu yang ditandatangani oleh Kepala Desa atau Lurah dan
Camat serta kepolisian, foto kopi akte kematian orang tua, surat keterangan orang tua asuh atau wali yang ditandatangani Kepala Desa atau Lurah dan Camat serta Kepolisian.

Dalam surat edaran yang berhasil diperoleh dari sejumlah kepala desa tertera salah satu poin yang menyebutkan bahwa Yayasan Anak Bangsa akan menyalurkan bantuan langsung tunai  kepada masyarakat miskin di 11 kabupaten/kota termasuk di MTB dengan nilai Rp. 15.000.000 per Kepala Keluarga tanpa pemotongan atau tanpa biaya apapun yang dibebankan kepada masyarakat.

Hal ini lalu mengakibatkan semakin bertambah sibuknya masyarakat untuk mengurusi sejumlah dokumen tersebut mulai dari desa, di kantor camat hingga kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten MTB.

Beberapa pekan terakhir, Dhara Pos sempat mendatangi sejumlah wilayah seperti di Kecamatan Tanimbar Utara, Wertamrian dan kecamatan Tanimbar Selatan. Ternyata pengurusan dokumen-dokumen kependudukan tersebut masih ramai dilakukan.

Ny. Maria Fanny Masela
Bahkan, kini aktivitas di kebun bagi para petani nyaris ditinggalkan oleh karena lebih serius mengejar batas waktu pengumpulan dokumen di kantor desa.

Lembaga – lembaga keagamaan seakan dipaksa untuk menikahkan pasangan suami-istri yang baru berkeluarga sehingga bisa menjadi syarat mutlak memperoleh layanan nikah sipil.

Hal ini terbukti di salah satu desa yang melangsungkan pernikahan massal di Gereja sebanyak 20 Pasutri dalam sehari.

Berharap mendapatkan Rp.15.000.000,- dalam sekejap memang tidaklah mudah, namun masyarakat seakan tak sabar lagi menanti datangnya uluran tangan itu.

Realitas ini ternyata kontras oleh karena Pemerintah Daerah MTB sendiri seakan tak tahu asal usul dana tersebut.

“Pemerintah memang tak tahu, tetapi masyarakat lebih tahu” sebagaimana ucapan yang terlontar dari mulut warga ketika disinggung soal bantuan hibah tersebut.

“Ah ... dana ini memang tidak diketahui oleh Pemerintah karena ini berasal dari negara-negara luar. Jadi nanti dana ini dibagikan kepada semua KK termasuk di kasih semacam dana kesejahteraan bagi Bupati, para camat dan kepala-kepala desa. Ini kami dengar langsung dari keterangan tim yang sosialisasi di desa.
Mereka bilang nanti tanggal 1 Mei 2016 ini sudah cair, jadi kami tunggu saja. Kalau dana ini cair maka saya mau ke Jakarta dulu, lihat keluarga disana,” ujar seorang warga saat berbincang dengan tim Dhara Pos belum lama ini.

Ironis memang, oleh karena meskipun sebelumnya masyarakat sudah mengetahui secara pasti soal waktu penyaluran dana, namun Pemerintah belum mengetahui secara pasti, dan bahkan terkejut ketika mendengarkan informasi itu.

Kepala Desa Lauran Kecamatan Tanimbar Selatan, Maria Fanny Masela saat ditemui mengaku menerima surat dari Koordinator Yayasan Anak Bangsa 11 Provinsi wilayah Indonesia Timur dengan nomor surat: 07.-Coorwil/YAB.11-Prov.Indotim/Pemberitahuan/IV/2016 dari orang tak dikenal.

Walaupun surat tersebut tidak ditandatangani oleh pemberi surat namun tertera alamat Sekretariat di desanya termasuk nama dan nomor kontak. Meskipun kantor atau Sekretariat tersebut tidak berada di Lauran namun Ny. Masela akhirnya mengumumkan isi surat tersebut kepada masyarakat.

“Informasi ini katong terima melalui surat, dan ini bukan hanya Kepala Desa Lauran saja yang terima tetapi seluruh desa di MTB. Pembawa suratnya tidak jelas siapa, bahkan dari pihak kantor Camat juga tidak pernah mengarahkan para kades untuk sesegera mungkin menyerahkan data-datanya. Tapi kalau katong tidak menginformasikan ini kepada masyarakat dan pada akhirnya juga katong akan disalahkan oleh masyarakat,” bebernya.

Ny. Masela menjelaskan bahwa semenjak surat tersebut disampaikan kepadanya hingga saat ini, tercatat belum pernah ada perwakilan atau satu pun pengurus Yayasan yang bertandang ke desanya untuk bertemu dan menjelaskan secara langsung termasuk kepada warga desa.

Tergerak dengan upaya warganya, sang kades pun memilih mempercepat pengurusan masyarakat, termasuk mendorong untuk segera dilakukan nikah sipil di desa, sebagaimana hasil konsultasinya dengan Pemerintah Kecamatan Tanimbar Selatan.

Selanjutnya, informasi terkait pengumpulan berkas dokumen warga hanya diperoleh dari mulut warga jika tim Yayasan Anak Bangsa akan menyambangi setiap desa dalam waktu dekat untuk mengambil berkas-berkas yang sudah di kumpulkan.

“Saya hanya dengar informasi dari warga bahwa mereka akan datangi kami dalam waktu dekat untuk ambil data-data yang sudah kami ketik secara kolektif. Mereka memang tidak ambil data-data ini karena kami dengar mereka akan datang dan kopi di flashdisk,” tuturnya.

(dp-18)
Share it:

Utama

Masukan Komentar Anda:

1 comments:

  1. Dari saya MELANUS LAILYEBAN.

    Saya ingin mengetahui bahwa sumbangan YAB/bantuan yayasan anak bangsa tersebut disahkan oleh suatu perjanjian dengan kementrian maupun kepala bagian atau tidak
    Dan darimana informasi asing ini disebarkan sedangkan pemimpin di suatu tempat sasaran pembagian belum mengetahui tentang hal tersebut
    Olehkarena itu diharapkan bagi ketua tim agar hal ini di percepat karena mengakibatkan banyak masalah masalah terhadap masyarakat setempat itupun kalau memang benar ada. Jika tidak,harap di umumkan pada masyarakat agar tidak ada harapan bagi masyarakat akan hal tersebut melainkan melakukan pekerjaan yang lain demi keselamatan mereka

    BalasHapus

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi