News Ticker

Hingga 2014, Sejumlah Sektor Di Maluku Alami Peningkatan

Sejumlah sektor lapangan usaha di Maluku hingga 2014, mengalami peningkatan walaupun secara umum sektor pertanian mengalami penurunan terhitung sejak 2008 – 2014.
Share it:
Ir. Diana Padang, M. Si
Ambon, Dharapos.com
Sejumlah sektor lapangan usaha di Maluku hingga 2014, mengalami peningkatan walaupun secara umum sektor pertanian mengalami penurunan terhitung sejak 2008 – 2014.

Hal tersebut didasari pada data Biro Pusat Statistik (BPS) tahun 2014 dimana kontribusi PDRB menurut lapangan usaha di Provinsi Maluku sejak 2008 – 2014.

“Dan ini sudah sesuai dengan harapan kami karena dengan demikian membuktikan bahwa konsumsi masyarakat di Maluku tidak hanya bergantung kepada satu produk,” urai Kepala Dinas Pertanian Provinsi Maluku Ir. Diana Padang mengawali pernyataanya pada acara “Coffee Morning Bersama Insan Pers” yang berlangsung di aula Distan Promal, Jumat (2/10).

Penurunan dimaksud adalah pada sektor pertanian secara umum yang mana didalamnya sudah termasuk perikanan dan kehutanan maupun sejumlah sektor lainnya.

Menurut data BPS Provinsi Maluku sejak 2010 hingga 2014, khusus untuk produksi padi sawah mengalami peningkatan dari yang sebelumnya sebesar 77.352 ton pada 2010 menjadi 99.106 ton di tahun 2014.

Terkait itu, Dinas Pertanian Provinsi Maluku sedang mengembangkan program Upaya Khusus (UPSUS) bagi pengembangan tanaman padi, jagung dan kedele (Pajale) untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.

"Ini sebagai tindaklanjut program strategis nasional dicanangkan Presiden, Joko Widodo, beberapa waktu lalu," sambungnya.

Ditambahkan, guna terlaksana dan peningkatan produksi program Pajale telah dibentuk Tim UPSUS berdasarkan SK Gubernur Maluku Nomor: 53 Tahun 2015. Provinsi Maluku dibawa kepimpinan Gubernur, Said Assagaff dan Wakil Gubernur, Zeth Sahuburua pada 2014 - 2019 menargetkan Maluku swasembada beras.

Hingga saat ini, kondisi produksi padi di Maluku baru mencapai 40,7 persen, sedangkan pada 2015 harus terealisasi 50 persen. Karena itu, sejumlah wilayah yang menjadi sentra produksi padi sawah menjadi prioritas pengembangan seperti di pulau Seram pada tiga kabupaten yakni Maluku Tengah, Seram Bagian Barat (SBB) dan Seram Bagian Timur (SBT) sedangkan di Pulau Buru yakni kabupaten Buru dan Buru Selatan.

Untuk kebutuhan beras di Maluku pada 2014 dengan jumlah penduduk 1.662.360 jiwa sebanyak 124.178 ton. Sedangkan target nasional mencapai 108 ribu ton/giling artinya produksi padi sawah di Maluku baru mencapai 50 persen dari yang dibutuhkan nasional.

Selain padi, keberadaan pangan lokal seperti jagung, kedele maupun ubi kayu juga mendapat perhatian Distan Maluku. Pangan lokal tersebut tersebar disejumlah wilayah, seperti di Maluku Tenggara, Maluku Tenggara Barat dan juga sebagian kabupaten di Pulau Seram.

Tim UPSUS diketuai Kadistan Maluku dengan melibatkan Badan Koordinasi Penyuluhan, Dinas PU, Dinas Perdagangan, Badan Ketahanan Pangan, TNI - AD, Fakultas Pertanian Unpatti dan istansi terkait lainnya.

Turut hadir, Sekretaris Distan Maluku, kepala bidang, UPTD, dan para kepala seksi baik untuk APBN maupun APBD.

(dp-16/19)
Share it:

Ekonomi dan Bisnis

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi