News Ticker

Gubernur Papua Minta Media Stop Besar-Besarkan Kasus Tolikara

Gubernur Papua, Lukas Enembe, S.IP MH menegaskan kepada media massa lokal maupun nasional, baik media cetak, elektronik dan online serta media sosial agar berhenti membesar-besarkan (mem-blow up-red) insiden yang terjadi di Karubaga, ibukota Kabupaten Tolikara, Provinsi Papua pada Jumat (17/7).
Share it:
Lukas Enembe, S.IP, MH 
Papua, Dharapos.com
Gubernur Papua, Lukas Enembe, S.IP MH menegaskan kepada media massa lokal maupun nasional, baik media cetak, elektronik dan online serta media sosial agar berhenti membesar-besarkan (mem-blow up-red) insiden yang terjadi di Karubaga, ibukota Kabupaten Tolikara, Provinsi Papua pada Jumat (17/7).

Gubernur yang juga putra asli Kabupaten Tolikara meminta kepada umat Kristen dan Muslim di Kabupaten Tolikara, seluruh tanah Papua serta Indonesia pada umumnya untuk menjaga perdamaian yang selama ini dibangun bersama.

Terutama agar tidak terprovokasi oleh isu atau berita yang disebarkan karena tidak berimbang sesuai fakta yang terjadi di TKP.

“Kasus Tolikara ini muncul karena kesalahpahaman, jadi media tidak perlu membesar-besarkan lagi seakan-akan kita di Papua ini tidak junjung toleransi. Saya tegaskan, supaya anda tahu, dari dulu Papua ini sangat menjaga toleransi dan kerukunan antar umat beragama. Mari kita terus bangun Papua ini dalam keberagaman dan kasih menembus perbedaan. Jadikan kasus ini sebagai pelajaran,” kata Gubernur dalam rilisnya yang diterima Dharapos.com, Senin (20/7).

Dijelaskan, dirinya juga diundang panitia Seminar dan KKR Pemuda GIDI Internasional untuk tampil membawakan materi tentang peran Pemerintah Provinsi Papua dalam membangun Gereja pada tanggal 15 Juli 2015 di Karubaga-Tolikara.

“Dalam seminar itu, saya juga meminta para Pemuda GIDI se-Papua dan se-Indonesia, pentingnya membangun sikap toleransi, perdamaian dan keamanan demi mendukung pembangunan. Insiden ini benar-benar di luar bayangan kita. Saya melihat itu hanya kesalapahaman kecil dan emosi sesaat kedua belah pihak,” tegasnya.

Dengan tegas, Gubernur juga meminta kepada Pemerintah Kabupaten Tolikara, pihak keamanan (TNI/Polri) dan para pemimpin/tokoh agama untuk terus membangun komunikasi penuh kasih dan pendekatan persuasif agar kondisi Tolikara yang kini kondusif terus dipelihara dan ditingkatkan.

Sementara itu, Asisten I Bidang Pemerintahan Setda Papua, Doren Wakerkwa, SH mengatakan,
Pemprov Papua sangat menyayangkan pemberitaan yang provokatif oleh media massa nasional dan media sosial seperti facebook dan twiter yang bersifat provokatif dan memperluas isu SARA dalam insiden Tolikara ini.

“Saya sudah dapat informasi, yang terbakar itu bukan masjid, tapi mushola. Dan itu pun bukan dibakar, melainkan terbakar karena letaknya diapit oleh kios-kios yang dibakar massa. Jadi tak ada niat mushola itu dibakar. Catat itu. Saya minta dengan tegas, kejadian ini juga jadi pelajaran bagi aparat keamanan untuk bisa menahan diri dan melakukan pendekatan persuasif,” tegasnya di Ruang VIP Bandara Sentani, Senin (20/7).

Insiden Tolikara ini, jelas Doren, menjadi pelajaran bagi semua pihak di atas Tanah Papua hendaknya menjaga kerukunan antarumat beragama dan perdamaian sebagai pilar pembangunan, karena dari dulu Papua sangat terbuka bagi masuknya orang-orang dari berbagai agama, suku dan budaya untuk membangun Papua.

Sebelumnya, Bupati Kabupaten Tolikara yang diwakili Asisten I, Emi Enembe, S.IP M. Si mengatakan, pasca insiden penembakan pembakaran, saat ini situasi dan kondisi di Karubaga ibukota Kabupaten Tolikara kini sudah terkendali.

Oleh karena itu, ia meminta kepada semua pihak, terutama para pemuda di Distrik Kembu agar tidak ikut terprovokasi dan  terus menjaga keamanan.

“Jangan bikin lagi gerakan tambahan. Kalau kita mau maju dalam pembangunan, maka paling pertama adalah keamanan harus terjaga,” pintanya ketika bertemu masyarakat Kampung Mamit Distrik Tolikara, Minggu (19/7)

Di hadapan masyarakat Kampung Mamit, Emi juga berterima kasih kepada pihak RSUD Dok II Jayapura melalui Wakil Direktur Bidang Pelayanan, dr. Anton Motte yang ikut hadir saat acara bakar batu di Mamit karena telah merawat korban penembakan oleh aparat keamanan.

“Kami akan terus kontrol dan semoga anak-anak kita yang jadi korban yang sedang dirawat di RSUD Dok II dapat pelayanan yang baik agar segera sembuh. Yang sudah meninggal, kita ucapkan turut berduka cita,” kata Emi.

(Piet)
Share it:

Utama

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi