News Ticker

Akhir 2015, Boeing Direncanakan Mendarat Di Batlayeri dan Ibra

Pasca mengalami perubahan status dan kelas bandara Mathilda Batlayeri Saumlaki menjadi Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) kelas III, bandara baru yang berlokasi di petuanan desa Tumbur dan desa Lorulun kecamatan Wertamrian itu bakal mengalami peningkatan pembangunan pada sisi darat maupun sisi udara.
Share it:
Saumlaki, Dharapos.com
Pasca mengalami perubahan status dan kelas bandara Mathilda Batlayeri Saumlaki menjadi Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) kelas III, bandara baru yang berlokasi di petuanan desa Tumbur dan desa Lorulun kecamatan Wertamrian itu bakal mengalami peningkatan pembangunan pada sisi darat maupun sisi udara.

Bandara M. Batlayeri dalam pengerjaan
Hal ini sejalan dengan rencana Pemerintah Pusat membuka jalur keterisolasian di sejumlah daerah pada kawasan timur Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara Kelas III Mathilda Batlayeri Saumlaki – Januaris Seralurin,SH kepada Dhara Pos beberapa waktu lalu.

Menurutnya, tahun 2015 sesuai usulan rencana pengembangan kawasan bandara Mathilda Batlayeri yang telah disetujui oleh Kementrian Perhubungan RI, akan dilakukan pembangunan sejumlah sarana penunjang di sisi darat dan sisi udara seperti penambahan atau perpanjangan landasan pacu pesawat, penebalan badan bandara atau lapen menjadi 3 kali lipat dari yang ada, maupun pekerjaan pembangunan sarana pendukung kelayakan bandara.

UPBU Mathilda Batlayeri, menurut dia, termasuk dalam 8 Bandara di Indonesia yang terpilih untuk nantinya dikembangkan pembangunannya tahun ini agar layak didarati oleh pesawat jenis Boeing 737.

Dengan demikian hal ini merupakan sebuah berita gembira bagi masyarakat MTB.

Di Provinsi Maluku hanya Bandara Mathilda Batlayeri dan Bandara Ibra Langgur yang tergolong dalam 8 bandara tersebut.

“Kami baru saja kembali dari Jakarta dan saat ini sementara dibahas di tingkat DPR RI. Sesuai rencana, panjang run way bandara kita saat ini 1.641 meter akan ditambah 610 meter sehingga jika selesai maka menjadi total panjang run way kita 2.250 meter. Selain itu lebar bandara saat ini 30 meter kita tambah 45 meter menjadi 75 meter dan pertebal 3 kali lapen untuk memenuhi standar pendaratan pesawat jenis boeing 737 yang direncanakan akhir tahun ini atau paling lambat awal tahun 2016 mendatang,” paparnya.

Serarulin menambahkan, sesuai penjelasan yang diterima dari atasannya jika pengembangan UPBU Mathilda Batlayeri dan UPBU Ibra merupakan dari strategi pengembangan kawasan timur Indonesia lebih khusus daerah-daerah yang berbatasan langsung dengan Negara tetangga seperti di MTB yang berbatasan langsung dengan Negara Australia dan Timor Leste.

Meskipun tidak semudah memperjuangkan status bandara menjadi bandara internasional, namun dirinya optimis dengan adanya perubahan dan perhatian Pempus maka dipastikan ke depan UPBU kelas III Mathilda Batlayeri Saumlaki bakal memperoleh status tersebut.

“Yang jadi persoalan saat ini adalah jika kita menghendaki demikian maka perlu adanya perhatian dan dukungan Pemerintah Daerah Maluku Tenggara Barat untuk menganggarkan dana shering dan juga dana yang sama dari APBD Provinsi Maluku. Mengapa demikian? Karena selama ini hanya ada anggaran dari APBN sehingga sangat tergantung dari porsi anggaran yang kita terima dari pusat,” harapnya.

Harapan yang disampaikan tersebut merupakan hal yang sangat penting untuk menjadi perhatian Pemkab dan Pemprov mengingat masih banyak keterbatasan yang dimiliki oleh UPBU Mathilda Batlayeri Saumlaki sebagai UPBU baru. Sejumlah hal yang mesti ditangani secepatnya adalah peralatan navigasi serta peralatan-peralatan pendukung penerbangan lainnya.

Persoalan sharing dana ini menurut dia semestinya dilakukan mengingat pada sejumlah daerah lain di negeri ini, selalu membantu pembangunan bandara dengan mengalokasikan dana sharing sehingga pembangunan bandara lebih cepat dan lebih maju.

Untuk diketahui, Selain pengembangan sisi udara, saat ini sementara dilakukan pembangunan sejumlah hal yakni: perluasan apron, pembangunan double taxi way, serta pembangunan sejumlah sarana perkantoran, perumahan dan infrastruktur penunjang lainnya.

(mon)
Share it:

Daerah

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi