News Ticker

Lipuri : “Dinkes MBD Penyebab Kematian Penderita Rabies Di Kisar”

Kepala Puskesmas Wonreli-Kisar, Kecamatan Pp. Terselatan, Kabupaten Maluku Barat Daya membantah tudingan yang dialamatkan kepadanya terkait pemberitaan Dhara Pos Edisi 1, Agustus 2014 halaman lima yang berjudul “Tak memiliki Stok Obat, Penderita Rabies di Wonreli/Kisar Harus Meregang Nyawa.
Share it:
Wonreli,
Kepala Puskesmas Wonreli-Kisar, Kecamatan Pp. Terselatan, Kabupaten Maluku Barat Daya membantah tudingan yang dialamatkan kepadanya terkait pemberitaan Dhara pos.com  sebelumnya yang berjudul  “Puskesmas Tak memiliki Stok Obat,  Penderita  Rabies  di Kisar  Harus Meregang Nyawa.
Ilustrasi Penderita Rabies

Selain itu, dalam pemberitaan dimaksud Bupati MBD  didesak mencopot Kepala Puskesmas Wonreli  karena tindakanya yang  telah menganggap  remeh nyawa manusia itu.

Kepala Puskesmas Wonreli, Nus  Lipuri ketika didikonfirmasi Dhara Pos di ruang kerjanya, belum lama ini, mengaku bahwa pihaknya tidak pernah menganggap remeh setiap apa yang dialami masyarakat terkait pelayanan medis.

“Saya selaku putra asli Kabupaten Maluku Barat Daya  yang di percayakan menjadi kepala Puskesmas  di Wonreli-Kisar ini dan saya sudah bekerja semaksimal mungkin. Karena apabila, Puskesmas kekurangan obat-obatan, saya langsung menyusul ke Dinas Kesehatan MBD untuk segera mendatangkan obat-obatan yang diperlukan,” ungkapnya.

Terkait ketidakadaan vaksin  rabies  di Puskesmas Wonreli itu, hal itu dibenarkan Lipuri. Kendati demikian, sebagai kepala Puskesmas, dirinnya  tidak pernah berdiam diri terhadap masalah pengadaan  vaksin rabies.

“Mengenai pengadaan vaksin Rabies di Puskesmas wonreli,  saya sudah berulang kali mengusulkan dan meminta kepada  Dinas Kesehatan MBD  untuk segera mendatangkan vaksin tersebut karena kami sangat membutuhkan untuk menangani warga masyarakat yang di gigit anjing rabies,” terangnya.

Namun, usulan tersebut tidak pernah dihiraukan oleh pihak Dinkes.  Sehingga pihaknya tidak dapat berbuat apa-apa saat diperhadapkan kepada penderita Rabies.

“Jadi, sebenarnya yang menganggap remeh nyawa manusia itu adalah Dinas Kesehatan MBD,  bukan pihak Puskesmas Wonreli karena kalau mereka tidak menganggap remeh nyawa manusia  maka tentu saya tidak berulang ulag kali  mengusulkan obat itu,” tegas Lipuri. (yan)
Share it:

Daerah

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi