News Ticker

Setelah 21 Tahun, Pembunuh Siswa SMEA Di Kompleks Pemda Terungkap

Kasus pembunuhan atas almarhum Yuda Ingratubun, salah satu siswa SMEA di tahun 1993 akhirnya mulai menemui titik terang. Terungkapnya kasus pembunuhan tersebut lantaran pengakuan yang keluar dari mulut salah satu pelaku asal kota Tual, Alan Kabalmay saat sedang berada di tempat pencucian motor di areal Pemda Ohoijang.
Share it:
Langgur,
Kasus pembunuhan atas almarhum Yuda Ingratubun, salah satu siswa SMEA di tahun 1993 tepatnya tanggal 9 Oktober lebih kurang pukul 21.20 wit akhirnya mulai menemui titik terang.

Ilustrasi Pembunuhan
Terungkapnya kasus pembunuhan tersebut lantaran pengakuan yang keluar dari mulut salah satu pelaku , Alan Kabalmay, seorang oknum PNS di kota Tual saat dirinya sedang berada di tempat pencucian motor di areal Pemda Ohoijang, Kabupaten Maluku Tenggara.

Hal ini diungkapkan adik almarhum, M. Ingratubun, SH, kepada Dhara Pos, ketika dikonfirmasi terkait kejadian pembunuhan yang menimpa adiknya, Selasa (26/8).

“Alan Kabalmay lah yang menjadi pelaku pembunuhan terhadap kakak saya di kompleks Pemda 21 tahun lalu,” ungkapnya dengan nada kesal.

Diakuinya, walaupun sudah puluhan tahun kasus pembunuhan yang menimpa adiknya, dirinya tidak akan berdiam diri, karena menurutnya, almarhum tidak pernah membuat tindakan kejahatan yang menyusahkan orang lain atau lingkungan namun sangat disayangkan sampai hal seperti ini menimpa almarhum.

“Kejadiannya, tiba-tiba Kabalbay membeberkan dirinyalah pelaku  pembunuhan kakak saya. Mendengar pengakuannya membuat emosi saya emosi dan langsung menghajarnya hingga babak belur,” bebernya sembari menambahkan saat itu, pelaku sempat melarikan diri menggunakan sepeda motor ke arah kota Tual.

Keluarga besar korban sempat dibuat kaget saat mendengarkan informasi bahwa pelaku pembunuhan Yuda Ingratubun sudah ditemukan. Apalagi, pelaku sendiri yang membeberkan bahwa dirinya bersama rekan-rekannya yang telah membunuh salah satu siswa SMEA diseputaran gapura Pemda dan membuang mayatnya di selokan pada 1993 lalu.

Pelaku sempat mengaku walaupun dirinya telah tinggal lama di Jakarta, dan sekarang sudah kembali ke Tual.

“Namun, saya masih ingat angkatan katong waktu itu yang bunuh salah satu siswa SMEA di Pemda saat ada pameran,” akui pelaku seperti yang ditirukan Ingratubun yang membuat dirinya langsung emosi dan menghajar pelaku hingga babak belur.

Keluarga korban yang mendengar keributan tersebut sempat mendatangi tempat kejadian namun pelaku telah melarikan diri dan langsung menyerahkan diri ke Polsek Kei Kecil untuk diamankan.

Walaupun sedang emosional, Ingratubun langsung melaporkan kejadian ini ke pihak Kepolisian Sektor Kei Kecil untuk segera menangani persoalan ini. Karena, dikuatirkan akan memancing emosi keluarga, dengan tersebarnya berita terungkapnya kasus pembunuhan tersebut.

“Saya minta Kapolres Maluku Tenggara dan jajarannya khususnya aparat Polsek Kei Kecil agar secepatnya menuntaskan persoalan ini karena jika tidak segera ditangani maka akan berbahaya,” desaknya.

Sementara itu, informasi yang dihimpun media ini di Kantor Polsek Kei Kecil, menurut salah satu anggota polisi, pelaku sementara ini masih dimintai keterangan terkait kejadian tersebut dan siapa rekan-rekan pelaku yang turut bersama-sama melakukan aksi pembunuhan tersebut. (obm)  
Share it:

Hukum dan Kriminal

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi