News Ticker

Soal Aksi Preman Samloy Bersaudara, Kainama Terkesan Tutup Mata

Hilangnya moralitas seseorang terhadap statusnya sebagai guru atau pendidik bisa memicu yang bersangkutan untuk berbuat atau bertindak apa saja. Apalagi, ketika dirinya diperhadapkan dengan suatu masalah.
Share it:
Ambon, 
Hilangnya moralitas seseorang terhadap statusnya sebagai guru atau pendidik bisa memicu yang bersangkutan untuk berbuat atau bertindak apa saja. Apalagi, ketika dirinya diperhadapkan dengan suatu masalah.

Ilustrasi Penganiayaan
Dampaknya, tentu saja tidak hanya di sekolah sebagai tempatnya mengabdi, bahkan lebih buruknya jika hal itu terjadi di luar sekolah.

Seperti insiden yang terjadi Kantor Gubernur Maluku pada Kamis ( 26/6 ), dua orang oknum guru masing Juliana Samloy, guru SMA Negeri 4 Ambon dan Carolina Samloy, guru SMP Hang Tua Ambon, yang notabene adalah bersaudara kandung.

Keduanya telah melakukan tindakan premanisme terhadap pada salah satu Bidan RSUD Dr.Haulussy Ambon, Suciyati Suryaman. Dan fakta ini membuktikan, telah hilangnya moralitas kedua oknum guru tersebut sebagai seorang pengajar atau pendidik.

“Tindakan Samloy bersaudara tersebut secara langsung telah mencoreng wajah pendidikan di kota Ambon,” kecam sumber media ini yang enggan namanya dikorankan.

Pasalnya, lanjut dia, karena kapasitas mereka sebagai orang yang selalu berada di depan kelas untuk mendidik siswa-siswi agar bermoral yang baik, namun apa yang diajarkan mereka ternyata berbanding terbalik dengan moralitas mereka sendiri.

Dengan demikian, tegas sumber, tindakan keduanya terhadap Suciyati Suryaman, sebagaimana tindakan premanisme yang dilakoni kakak - beradik selain telah menjadi tontonan massa, sudah barang tentu akan menjatuhkan reputasi keduanya sebagai seorang guru.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Ambon, Beni Kainama ketika dikonfirmasi media ini terkait masalah pemukulan tersebut terkesan sengaja melindungi Samloy bersaudara.

Pasalnya, ketika di konfirmasi melalui pesan singkat (SMS) apakah dirinya mengetahui bawahannya telah melakukan penganiayaan terhadap salah satu pegawai RSUD Dr. Haulussy Ambon, dan itu dilakukan di kantor Gubernur Maluku namun, yang bersangkutan hanya menjawab singkat.

“Saya juga mendapat SMS tapi tidak tahu siapa nama guru tersebut,” jawabnya singkat melalui SMS.

Kadis, dalam hal ini, terkesan sengaja tutup atas perbuatan Samloy bersaudara, karena sebenarnya akibat perbuatannya, kedua guru tersebut pantas diberikan sanksi berat sehingga ada efek jera dan tidak mengulangi lagi tindakan berlagak preman di waktu kemudian. (HRZ)
Share it:

Hukum dan Kriminal

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi