News Ticker

Pidato Gubernur Maluku Menyambut Hari Raya Idul Fitri 1435 Hijriah

Dalam rangka menyambut hari raya Idul Fitri 1435 Hijriah tahun 2014, Gubernur Maluku Ir. Said Assagaff menyampaikan pidatonya bagi umat Muslim yang akan menjalankan hajatan keagamaan yang jatuh pada Senin (28/7).
Share it:
Said Assagaff
Ambon, 
Dalam rangka menyambut hari raya Idul Fitri 1435 Hijriah tahun 2014, Gubernur Maluku Ir. Said Assagaff menyampaikan pidatonya bagi umat Muslim yang akan menjalankan hajatan keagamaan yang jatuh pada Senin (28/7).

Dalam pidatonya pada Minggu pagi (27/7), Gubernur mengatakan umat Muslim telah berada pada tapal batas pelaksanaan Ibadah Puasa di Bulan Suci Ramadhan 1435 Hijriyah.

“Insya Allah, besok tanggal 28 Juli 2014 bertepatan dengan 1 Syawal 1435 Hijriyah, seluruh kaum Muslimin dan Muslimat di seluruh Indonesia, khususnya Provinsi Maluku, akan bergembira merayakan hari kemenangannya melalui Idul Fitri 1435 Hijriyah,” ungkapnya.

Dikatakan Gubernur, kegembiraan itu sangat beralasan, karena Puasa Ramadhan sudah berhasil dijalani selama sebulan dengan sempurna.

“Harapan saya, Ibadah Puasa yang telah saudara-saudari tunaikan, menjadi amal bagi kebaikan bersama, demi Maluku yang rukun dan sejahtera,” harapnya.
Gubernur juga mengucap syukur kepada Allah Subahana Wata’ala, Tuhan Yang Maha Esa, karena ini adalah momen pidato Idul Fitri pertama dalam kapasitas dirinya selaku Gubernur Maluku.

Demikian lanjutan isi pidato Gubernur Maluku:

Komitmen Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku sebagaimana sudah sering disampaikan yakni memantapkan pembangunan Maluku yang rukun, religius, damai, sejahtera, aman, berkualitas dan demokratis dijiwai semangat Siwalima berbasis kepulauan secara berkelanjutan, sesuai visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur. Namun hal ini akan tercapai apabila ada dukungan dari seluruh elemen masyarakat Maluku.

Puasa merupakan refleksi iman dalam membangun kembali citra diri, menjadi manusia yang utuh dan mampu hidup di dalam masyarakat. Hal menahan lapar, haus, dan berbagai bentuk hawa nafsu, tidak semata-mata untuk membentuk personalitas seorang pribadi Muslimin dan Muslimat, tetapi lebih dari itu membentuk entitas komunal yang lebih berkualitas.

Artinya di bulan puasa, setiap pribadi muslim, siapa pun dia, dari latar belakang sosial apa pun, dilatih untuk menahan emosi secara bersama-sama, menahan lapar dan haus secara bersama-sama, menyelenggarakan shalat tarawih secara bersama-sama, serta melaksanakan sahur dan berbuka pun bersama-sama.

Point penting yang didapat ialah nilai kebersamaan telah membentuk citra manusia Muslim dan Muslimah yang lebih hakiki. Karena itu, setidaknya ada dua bentuk pesan dan makna puasa yang kita dapati selama bulan suci Ramadhan berlangsung.

Makna pertama, solidaritas dalam wujud meningkatkan kepedulian dan keprihatinan kepada semua umat, tanpa membeda-bedakan latar belakang sosial apa pun. Karena itu, peduli pada fakir miskin dan kaum dhuafa, baik melalui acara berbuka bersama, shalat tarawih berjamaah, dan pemberian zakat, merupakan bentuk solidaritas yang hendaknya dimaknai pasca Ramadhan.

Dengan demikian, Idul Fitri sebagai hari kemenangan menggambarkan, bahwa kita tidak hanya berhasil menahan lapar, dahaga dan hawa nafsu, tetapi berhasil juga dalam memupuk solidaritas dan meningkatkan pelayanan sosial, sebagai salah satu bentuk perintah Allah dan Hadits Nabi.

Kita patut bersyukur bahwa selama puasa Ramadhan berlangsung, basudara semua telah menunjukkan solidaritas yang tinggi, termasuk mengeratkan tali silaturahim dalam semangat hidup orang basudara. Ini terlihat dalam hal menjaga keamanan, kedamaian dan kesantunan hidup beragama yang terbangun selama ini. Saya percaya, bahwa gaya seperti itu telah menunjukkan kualitas kehidupan beragama yang semakin hidup di tanah raja-raja ini.

Kebersamaan dengan umat lainnya di Maluku untuk menjaga keamanan dan ketertiban menjelang dan pasca Rekapitulasi Perhitungan Suara di tingkat nasional dan Rapat Pleno KPU penetapan Presiden dan Wakil Presiden terpilih pada Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014, sangat membanggakan kami selaku pemerintah daerah dan seluruh jajaran TNI/POLRI. Ini menunjukkan kedewasaan dan kematangan masyarakat Maluku dalam berdemokrasi.

Sedangkan kesetaraan dalam pesan kedua, memperlihatkan bahwa dalam puasa setiap umat berusaha merayakan kesetaraan hidup sebagai hamba dan makhluk ciptaan Allah yang memiliki kesamaan cita, hak dan harkatnya.

Kesetaraan itu menjadi cerminan betapa Islam adalah agama pembawa damai yang benar-benar dituntut untuk membangun keadilan, kesetaraan, dan pemerataan sebagai cara membentuk dan mengeratkan ukhuwah itu sendiri. Membuat kami percaya bahwa, setiap umat Muslim yang menjalani Puasa Ramadhan dengan sungguh-sungguh, telah mengaktakan citra luhur sebagai manusia beriman dan bertaqwa tatkala menjalani kehidupan di dunia ini.

Takbir, Tahmit dan Tahlil sebentar lagi akan dikumandangkan dengan gegap gempita oleh umat Muslim dalam menyambut datangnya Hari Kemenangan, Hari Raya Idul Fitri 1435 Hijriyah.

Untuk itu, saya harapkan kepada seluruh masyarakat Maluku yang non Muslim, marilah menjaga keamanan dan ketertiban lingkungannya masing-masing serta ikut menyukseskan sukacita dan kegembiraan basudara Muslim mengumandangkan Takbir, sebagai wujud syukur selesainya pelaksanaan Ibadah Puasa Ramadhan.

Kebersamaan yang telah dibangun dengan umat beragama lain menjadi modal penting untuk menyukseskan event gerejawi nasional pada tahun 2015 di Provinsi Maluku yakni Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi). Event ini akan menjadi event bersama masyarakat Maluku, baik umat Islam, Kristen, Hindu, Budha dan lain sebagainya.

Keberagaman dan pluralitas di daerah ini telah terbukti dan teruji pada event MTQ 2012 yang lalu dan telah menjadi bagian dari entitas kebudayaan orang-orang Maluku, yang harus terus hidup rukun dan damai dalam situasi dan kondisi apapun.

Inilah harapan pemerintah Provinsi Maluku kepada seluruh umat beragama di seluruh wilayah Provinsi Maluku untuk bertekad menjadikan Maluku sebagai Laboratorium Kerukunan, dimana setiap orang yang ingin belajar bagaimana membangun kerukunan di tengah-tengah pluralitas, dapat belajar di daerah ini.

Mengakhiri pidato ini, Gubernur atas nama Pemerintah Daerah, pribadi dan keluarga menyampaikan Selamat Merayakan Idul Fitri, 1 Syawal 1435 Hijriah, kepada umat Muslim secara khusus dan seluruh masyarakat Maluku pada umumnya.

“Minal Aidin Wal Faidzin”, Mohon Maaf Lahir dan Bathin.

Yakin dan percayalah bahwa Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah Subhanahu Wa‘Ta’ala, akan senantiasa memberkati dan memberikan taufik dan hidayah-Nya, bagi jajaran eksekutif, legislatif, yudikatif, Jajaran TNI/POLRI, dan seluruh masyarakat Maluku dalam komitmen bersama membangun daerah Maluku tercinta.

(HRZ)
Share it:

Utama

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi